Washington, Aktual.com – Amerika Serikat menyeru semua pihak di Yaman kembali memberikan perhatian pada perundingan politik untuk mengakhiri perang saudara di negara tersebut.

Seruan itu disampaikan setelah mantan Presiden Ali Abdullah Saleh tewas dalam serangan di jalan.

Pengamat mengatakan bahwa kematian Saleh menjadi dorongan besar moral bagi kelompok Huthi dukungan Iran, karena Saleh beralih pihak dengan meninggalkan Huthi untuk mendukung sekutu pimpinan Arab Saudi.

Pejabat Amerika Serikat itu, yang tidak mau diungkapkan namanya, menambahkan bahwa pernyataan Houthi pada Minggu (3/12), bahwa mereka meluncurkan peluru kendali ke Abu Dhabi menunjukkan “betapa tidak stabil perang itu bagi wilayah tersebut dan bagaimana penguasa Iran memanfaatkan perang demi napsu politiknya”.

Pada Senin, stasiun televisi milik Arab Saudi, Al-Arabiya melaporkan bahwa mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh tewas dalam perang melawan petempur sekutu Iran, Houthi, di kota Sanaa.

Al-Arabiya mengutip keterangan sejumlah sumber dari Kongres Rakyat Umum, yang dipimpin Saleh. Sumber itu mengatakan bahwa mantan presiden itu, yang baru saja memutuskan memihak sekutu pimpinan Arab Saudi dalam perang Yaman, tewas oleh tembakan jarak jauh.

Sementara itu, video dari kelompok Houthi menunjukkan sesosok mayat, yang diduga jenazah Saleh.

Stasiun radio dikuasai pemerintahan Houthi adalah yang pertama melaporkan kematian Salah. Namun, pada saat itu, Kongres Rakyat Umum membantah kabar tersebut, dengan menyatakan bahwa ia masih memimpin pasukan di Sanaa.

Pada Senin (4/12) pagi, pasukan Houthi menghancurkan rumah Saleh di Sanaa, kata warga setempat.

Sementara itu, serangan dari udara dari koalisi internasional pimpinan Saudi, yang juga didukung oleh Amerika Serikat dan persenjataan negara-negara Barat, telah menewaskan ratusan warga sipil namun gagal mendapatkan kemajuan berarti dalam perang untuk mengembalikan kekuasaan Presiden Abdurrabbu Mansour Hadi.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: