Jakarta, Aktual.com — Bagaimana jadinya bila dua teman masa kecil, yaitu antara seorang agen Federal Bureau Investigation (FBI) dan seorang kepala gerombolan penjahat menjalin kerja sama? Pertanyaan itulah yang ingin dijawab dalam film “Black Mass”, yang diangkat berdasarkan kisah nyata James “Whitey” Bulger (Johnny Deep) seorang gangster pimpinan gang Irlandia-Amerika di kota Boston, Amerika Serikat.

James, yang akrab dipanggil Jimmy, awalnya hanya merupakan begundal yang memimpin Gang Winter Hill yang menguasai bagian selatan kota Boston (Southie), dan bersaing dengan gang lainnya seperti kelompok mafia Angiulo yang berbasis di utara Boston.

Sejak awal film, penonton telah dipaparkan mengenai perilaku Jimmy, yang antara lain tidak suka dengan perilaku orang yang seenaknya memakan kudapan kacang dengan jorok dari piring yang sebenarnya dimaksudkan untuk semua orang.

Selain itu, ada juga adegan Jimmy bersama tukang pukulnya, Kevin Weeks (Jesse Plemons), memukul habis-habisan begundal lainnya, hingga Jimmy yang menembak mati anak buahnya yang telah menghina dirinya ketika sedang mabuk.

Namun, Jimmy juga dikenal sebagai ayah yang sangat sayang kepada anak lelakinya semata wayang, Douglas, yang juga kerap direcoki dengan sejumlah “petuah” ala gangster dari Jimmy.

Salah satu adegan menuturkan tentang Douglas yang bercerita bahwa dirinya dihukum karena telah memukul teman sekolahnya yang telah mengganggunya.

Bukannya mengecam perilaku agresif sang anak, Jimmy mengemukakan bahwa Douglas salah karena memukul temannya itu di depan orang lain, seharusnya hal tersebut dilakukan tanpa ada orang lain yang melihat.

Nasib Jimmy yang awalnya hanya sebuah pemimpin gang kecil berubah setelah teman masa kecilnya, John Connoly (Joel Edgerton), ternyata diangkat menjadi seorang agen FBI yang juga bertugas di kota kelahirannya, Boston.

John melihat FBI memiliki kesempatan untuk membawa kelompok Angiulo ke meja hijau bila organisasi hukum federal AS itu menjadikan Jimmy sebagai informan utama mereka.

Pada awalnya, ide itu ditentang oleh pemimpin biro FBI. Akan tetapi, karena adanya dukungan dari agen FBI lainnya, John Morris (David Harbour), dan dengan syarat Jimmy tidak boleh membunuh.

Jimmy berhasil memberikan informasi kepada FBI mengenai di mana lokasi yang menjadi markas utama mafia Angiulo sehingga FBI juga bisa masuk ke tempat tersebut untuk memasang alat penyadap.

Dari hasil sadapan FBI tersebut dapat diperoleh pernyataan yang cukup untuk menjerat berbagai orang di lingkaran Angiulo ke pengadilan.

Keberhasilan itu juga mengangkat nama John Connoly sebagai salah satu agen FBI yang dinilai berprestasi karena bisa menjatuhkan mafia Boston.

Ditutup-tutupi Namun, kerja sama antara Jimmy dan John Connoly ternyata mengakibatkan berbagai tindak kejahatan yang dilakukan oleh Jimmy dan kelompoknya cenderung untuk ditutup-tutupi oleh Connoly dan Connors.

Salah satu tindak kejahatan yang dilakukan oleh gang Winter Hill pimpinan Jimmy adalah ketika mereka menghabisi Roger Wheeler (David De Black), pebisnis yang memiliki tempat hiburan World Jai Alai.

Seorang saksi yang mendengar rencana Jimmy dan kelompoknya untuk menghabisi Wheeler, yaitu seorang pecandu bernama Halloran (Peter Sarsgaard), mencoba memberi tahu FBI.

Namun, laporan dan kesaksian yang diberikan Halloran dianggap sebagai kisah bohong oleh Connoly, dan bahkan Connoly memberi tahu Jimmy mengenai Halloran yang memberikan info.

Tidak mengejutkan bila beberapa saat kemudian Halloran juga tewas diberondong peluru di area parkir.

Hal yang terjadi pada Halloran juga menimpa berbagai informan lainnya yang mencoba memberitahukan mengenai aktivitas Jimmy kepada FBI.

Namun, sepak terjang Jimmy makin lama makin menjadi-jadi, terutama setelah kematian sang anak dan juga ibundanya.

Jimmy, dalam depresinya menghadapi kematian orang-orang terdekatnya, juga memutuskan untuk membantu IRA (kelompok separatis pro-Irlandia di Irlandia Utara) dengan mengirimkan relatif banyak senja guna membantu mereka melawan tentara Inggris.

Kerja sama dengan Jimmy juga membuat John Connoly, agen FBI, malah membantu dalam menutup-nutupi berbagai tindak kejahatan yang dilakukan Jimmy dan anggota gangnya, Winter Hill.

Kejahatan yang dilakukan Jimmy dan para begundalnya baru terungkap setelah Morris, rekan Connoly, bersedia menjadi narasumber anonim bagi surat kabar di Boston.

Setelah berita bahwa Jimmy sebenarnya telah lama menjadi informan FBI terungkap ke muka umum, barulah beberapa rekan Jimmy ditangkap aparat serta Jimmy sendiri melarikan diri selama bertahun-tahun, hingga namanya juga sempat masuk ke dalam daftar buronan yang diincar FBI setelah Osama bin Laden.

Film “Black Mass” yang berdurasi 122 menit dan disutradai Scott Cooper itu memiliki banyak keunggulan daripada film-film gangster yang pernah muncul sebelumnya.

Misalnya, berbeda dengan trilogi “Godfather” yang hanya diangkat dari novel, sedangkan “Black Mass” diangkat berdasarkan kisah sosok sebenarnya.

Selain itu, berbeda dengan film “Donny Brasco” yang mengisahkan sudut pandang dari kisah nyata FBI yang sedang menyamar menyusup keluarga mafia, sedangkan “Black Mass” didominasi dari sudut pandang seorang pemimpin kelompok penjahat.

Penampilan Johnny Deep sebagai Jimmy “Whitey” Bulger yang mendapat pujian dari banyak kritikus film juga membuat relatif banyak pihak menganggapnya pantas mendapatkan piala Oscar dari ajang Academy Award mendatang.

Artikel ini ditulis oleh: