Pemerintahan Jokowi/JK hanya bisa menjual negara untuk mendapatkan utang dan menjual tiga Bank BUMN kepada China yang dilakukan oleh Menteri BUMN.

Jakarta, Aktual.com – Setahun di bawah Pemerintahan Joko Widodo – Jusuf Kalla, Indonesia diibaratkan seperti pasien yang harus dirawat di ruang gawat darurat atau Intensive Care Unit (ICU).

Pendapat itu disampaikan Ketua‎ Forum Rembug Nasional Tokoh Bangsa, Ali Mahsun‎, ‎dalam diskusi bertajuk ‘Mau Dibawa Kemana Indonesia? Bangkit atau Bubar?’, di Gedung Djuang 45, Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (15/10).

“Indonesia saat ini laksana pasien yang harus dirawat di ICU mengalami darurat konstitusi dan kepemimpinan nasional,” kata dia.

Alasan Mahsun antara lain, kebijakan-kebijakan pemerintah yang justru menyebabkan krisis di berbagai bidang. Ditambah lagi kegaduhan politik yang tak kunjung usai dan justru merangsek ke pusat kekuasaan Jokowi di Istana.

Krisis ekonomi, menurutnya menjadi permasalahan yang sangat serius. Sebab dirasakan langsung masyarakat menengah ke bawah. Beban hidup mereka yang semestinya berkurang, di bawah pemerintahan Jokowi justru semakin berat dengan melambungnya harga berbagai kebutuhan pokok.

Belum lagi pemutusan hubungan kerja oleh perusahaan-perusahaan besar di berbagai daerah. Rakyat yang sudah bingung semakin limbung dengan kebijakan demi kebijakan pemerintah.

Apalagi, kata Mahsun, sejak awal pemerintahannya Jokowi melepas penentuan harga bahan bakar minyak (BBM) kepada mekanisme pasar. Jokowi-JK, disebutnya secara kasat mata tidak menunjukkan kepeduliannya pada penderitaan rakyat. Berbagai kebijakannya juga disebut telah melanggar amanat‎ Pancasila dan UU 1945.

Ia khawatir jika kondisi ini terus dibiarkan justru akan menghancurkan kedaulatan ekonomi bangsa. Bahkan dikhawatirkan bisa mengancam disintegrasi bangsa.

“Bukan tak mungkin Indonesia akan bubar dengan sendirinya, tinggal nama dalam sejarah dunia sebagaimana dialami Sriwijaya Abad VII dan Majapahit XIV,” tutup Mahsun.

Artikel ini ditulis oleh: