Jakarta, Aktual.com — Lembaga Survei Nasional Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKopi) mengungkapkan, 54, 7 persen masyarakat tidak pusat terhadap kinerja Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla. Survei itu dilakukan terhadap 384 responden yang tersebar secara proporsional di seluruh Indonesia dengan besaran 52 persen di Jawa dan 28 persen di luar Jawa.

“Hasil sigi KedaiKopi memperlihatkan sebagian besar 54,7 persen masyarakat tidak puas terhadap kinerja Jokowi-Kalla,” ujar juru bicara KedaiKopi Hendri Satrio, dalam keterangannya saat memaparkan hasil survei ‘Apa Kata Rakyat 1 Tahun Jokowi-JK?’ di Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (18/10).

Proses pengumpulan data survei dilaksanakan pada tanggal 14 hingga 17 September 2015 melalui wawancara menggunakan kuesioner terstruktur. Responden, disampaikan Hendri, adalah pengguna telepon yang dipilih secara acak (probability sampling) menggunakan metode sample acak sistematis. Komposisi responden di setiap daerah mempertimbangkan proporsi antara jumlah penduduk di setiap daerah.

Wawancara dilakukan terhadap pemilih yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah ketika survei dilakukan. Responden diambil dari latar belakang sosial dan pendidikan yang berbeda-beda. Margin of error survei KedaiKopi sebesar lebih kurang lima persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Diungkapkan, hasil survei menunjukkan ketidakpuasan responden terhadap pemerintahan Jokowi-JK pada tiga hal. Pertama pada hal harga kebutuhan pokok yang tinggi (35,5 persen), melemahnya nilai tukar rupiah (23,7 persen) dan lambannya penanganan kabut asap (11,8 persen).

Sisanya, publik tidak puas terhadap kinerja Jokowi-JK karena harga bahan bakar dan minyak yang mahal, susahnya mendapatkan lapangan kerja, kinerja menteri yang tidak bagus, dan biaya kesehatan yang tidak terjangkau dan lain-lain.

“Jumlah responden yang tidak puas itu sebenarnya tipis dengan yang merasa puas. Ada 44,3 persen responden yang menyatakan puas dengan kinerja Jokowi-Kalla,” demikian Hendri.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu