Tepi Barat, Aktual.com – Aparat keamanan Israel akhirnya membebaskan direktur film ’No Other Land’ Hamdan Ballal Al-Huraini, sehari setelah ia diserang oleh pemukim dan ditahan oleh pasukan Israel, pada Senin (24/3). Ballal sendiri meraih penghargaan piala Oscar tahun ini lantaran filmnya itu.

Dilansir dari The Guardian, Hamdan Ballal dan dua warga Palestina lainnya dibebaskan dan boleh meninggalkan kantor polisi di pemukiman Tepi Barat Kiryat Arba, pada Selasa (25/3) waktu setempat. Ketika bebas, Ballal masih mengalami memar di wajahnya dan darah di pakaiannya.

Pengacara Ballal, Lea Tsemel menuturkan kalau ketiganya menghabiskan malam di lantai pangkalan militer sambil menderita cedera serius yang diderita dalam serangan itu. Lea juga mengatakan kepada wartawan bahwa para pemukim memukulinya di depan rumahnya dan memfilmkan penyerangan tersebut. Kemudian Ballal dan dua orang

Sedangkan Balal sendiri mengatakan bahwa dirinya ditahan di pangkalan militer, dengan mata tertutup, selama 24 jam dan dipaksa tidur di bawah pendingin udara yang sangat dingin. ”Seluruh tubuh saya terasa sakit,” katanya kepada Associated Press.

”Saya mendengar suara-suara tentara, mereka menertawakan saya. Saya mendengar ’Oscar’ tetapi saya tidak bisa berbahasa Ibrani,” kata Ballal lagi.

Lea Tsemel, yang mewakili ketiga pria tersebut, mengatakan mereka hanya menerima perawatan minimal atas luka-luka mereka akibat serangan itu dan mengatakan dia tidak dapat mengakses mereka selama beberapa jam setelah penangkapan mereka.

Awal bulan ini, Ballal dan sutradara lain dari No Other Land yang mengisahkan perjuangan hidup di bawah pendudukan Israel, muncul di panggung pada Academy Awards ke-97 di Los Angeles untuk menerima penghargaan film dokumenter terbaik.

Tsemel mengatakan Ballal dan orang-orang lain yang ditahan dituduh melemparkan batu ke seorang pemukim muda. Mereka membantah tuduhan tersebut. Ketiga warga Palestina itu dibawa ke rumah sakit di Kota Hebron.

Sutradara film tersebut, Yuval Abraham, menulis di X: ”Setelah penyerangan itu, Hamdan diborgol dan ditutup matanya sepanjang malam di pangkalan militer sementara dua tentara memukulinya di lantai, ini keterangan pengacaranya Leah Tsemel setelah berbicara dengannya tadi.”

Sementara para saksi mata menuturkan, sekitar dua lusin pemukim, sebagian bertopeng, sebagian membawa senjata, dan sebagian berseragam militer, menyerang desa Susya di Tepi Barat pada Senin malam (24/3) saat penduduk sedang berbuka puasa Ramadhan. Tentara yang datang mengarahkan senjata mereka ke warga Palestina, sementara para pemukim terus melemparkan batu, kata para saksi mata itu.

Sedangkan militer Israel mengatakan pada hari Senin bahwa mereka telah menahan tiga warga Palestina yang diduga melemparkan batu ke pasukan Israel dan seorang warga sipil Israel yang terlibat dalam ”konfrontasi yang disertai kekerasan”. Pada hari Selasa, mereka merujuk pertanyaan lebih lanjut ke polisi, yang tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Sementara Lamia Ballal, istri sutradara, mengatakan dia mendengar suaminya dipukuli di luar rumah mereka saat dia berkerumun di dalam rumah bersama ketiga anak mereka. Dia mendengar suaminya berteriak, ”Aku sekarat!”, dan memanggil ambulans.

Lamia melanjutkan, ketika dirinya melihat ke luar jendela, dia melihat tiga pria berseragam memukuli Ballal dengan gagang senapan mereka, dan seorang lainnya berpakaian sipil yang tampaknya merekam kekerasan tersebut. ”Tentu saja, setelah Oscar, mereka datang untuk menyerang kita lebih banyak lagi. Saya ketakutan,” ungkap Lamia.

Besoknya, dilanjutkan Lamia, bercak darah kecil terlihat di luar rumah mereka, dan kaca depan serta jendela mobil pecah. Para tetangga menunjuk ke tangki air di dekatnya yang berlubang di bagian samping, yang menurut mereka telah dirusak oleh para pemukim.

Untuk diketahui, film ’No Other Land’ yang memenangkan Oscar tahun ini untuk film dokumenter terbaik, menceritakan perjuangan penduduk daerah Masafer Yatta untuk menghentikan militer Israel menghancurkan desa mereka.

Produksi gabungan Israel-Palestina ini telah memenangkan serangkaian penghargaan internasional, dimulai dari festival film Internasional Berlin pada tahun 2024. Film ini juga menuai kemarahan di Israel dan luar negeri. Miami Beach di Florida mengusulkan untuk mengakhiri sewa gedung bioskop yang menayangkan film tersebut.

(Indra Bonaparte)

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain