Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan, ‘Lie Detector’ (alat pendeteksi kebohongan) ketepatan akurasinya masih bergantung pada orang yang diperiksa. Sehingga, harus ada bantuan ahli untuk mengungkap kasus pembunuhan bocah 8 tahun Engeline di Bali.
“Orang yang sering berbohong bisa juga mengelabui lie detector, maka itu kita lengkapi keterangan ahli,” kata Badrodin di Gedung PTIK, Jakarta Selatan, Rabu (17/6).
Diterangkan Badrodin, nantinya ahli dapat membaca keterangan apakah berbicara benar, atau tidak melalui gerak-gerik seseorang yang dapat mengartikan lain.
Pihak Kepolisian, lanjut Badrodin, akan meminta bantuan kriminolog Universitas Indonesia Prof. Ronny Nitibaskara dalam memecahkan misteri kasus pembunuhan terhadap bocah yang duduk dibangku kelas 2 SD itu.
“Saya bilang Prof besok akan ke Bali dalam rangka membantu mengungkap kasus ini,” tuturnya.
Seperti dilaporkan Kapolda Bali saat ini tengah mengkaji hasil tes deteksi kebohongan yang dilakukan kepada dua tersangka pembunuhan Engeline, Agus dan dugaan penelantaran anak Margriet.
“Ini masih kami kaji karena menggunakan alat harus ada ahlinya, ahlinya harus menganalisa sedangkan kami menyidik,” kata Kepala Polda Bali Inspektur Jenderal Ronny Sompie di Denpasar, Rabu.
Ronny mengungkapkan Agus dan Margriet sudah diperiksa menggunakan “lie detector” atau alat pendeteksi kebohongan pada Selasa (16/6) dan salah seorang saksi berinisial AA.
Ketiganya diperiksa oleh penyidik Polda Bali dan Polresta Denpasar dibantu oleh petugas Laboratorium Forensik Mabes Polri yang bertugas menganalisa hasil pemeriksaan terhadap dua tersangka dan satu saksi itu.
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby