Jakarta, Aktual.com – Tak dipungkiri lagi, kawasan Kalijodo, Penjaringan, Jakarta Utara terkenal sejak lama sebagai kawasan transaksi cinta sesaat. Ratusan penjaja seks komersial menjajakan tubuh moleknya di antara 58 kafe yang berderet memanjang 800 meter.
Alhasil, kawasan yang luasnya 1,4 hektar tersebut dikerubungi ratusan pria hidung belang yang hilir mudik mencari para pekerja seks untuk memuntahkan nafsu biologisnya.
Maryati (25) salah satu pekerja seksual yang ditemui Aktual.com mengatakan, bahwa dirinya sering melayani minimal dua pria dalam satu malam.
“Kadang-kadang lima. Ya kalau lagi rame aja,” ucapnya kepada Aktual.com beberapa hari lalu.
Melayani lebih dari satu orang bukanlah Maryati saja, tapi hampir seluruh pekerja seksual yang ditemui Aktual.com melakukan hal yang demikian.
Akibatnya, terdapat 314 pekerja seksual yang terjangkit penyakit menular seksual di kawasan prostitusi tersebut.
“Yang terbanyak itu Infeksi Menular Seksual (IMS),” ucap koordinator poli IMS Puskesmas Pejagalan dr. Mulia Suryandari kepada Aktual.com, Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (17/2) sore.
Mulia menuturkan, ada lima penyakit menular yang banyak menjangkiti para pekerja seksual Kalijodo, “Yang pertama itu kutil kelamin (Condyloma acuminata). Herpes, Jamur di vagina (Candidiasis), Servisitis (radang di mulut rahim) sama sipilis,” imbuh dia.
Sedangkan untuk HIV itu sendiri, ia meralat data yang menyebutkan bahwa ada 101 pasien Kalijodo yang mendera HIV, “Yang bener itu, dari data yang kita punya sampai Februari 2016 ada 72 pasien HIV yang dari Kalijodo,” tuturnya.
Lanjut Mulia, banyak pasien HIV Kalijodo yang tidak sadar bahwa dirinya telah terjangkiti penyakit yang melemahkan sistem kekebalan tubuh tersebut.
“Karena HIV kan tanpa gejala, ya mas. Jadi mereka datang (periksa) bukan karena HIVnya,” jelasnya.
Oleh karena itu, setiap pasien manapun yang datang meskipun bukanlah pekerja seksual, Mulia mengharuskan para pasien untuk melakukan screening HIV untuk mendeteksi penyakit tersebut di tubuh setiap pasien.
“Jadi semua siapapun, ibu rumah tangga, pekerja seks komersil, orang biasa juga kita screening semua. Jadi kita tahunya dari situ,” ucap Mulia.
Untuk menghindari bertambahnya jumlah pengidap HIV ataupun penyakit menular seksual lainnya, Mulia mengatakan, bahwa puskesmas telah membuat program Dokter Keliling (Dokling) untuk melakukan penyuluhan HIV kepada para pekerja seksual di Kalijodo.
“Yang kita lakukan itu dua, jadi penyuluhan tentang kesehatan produksi ya kebanyakan tentang HIV itu dan penyakit2 menular seksual. Kemudian melakukan screening HIV,” tutupnya.
Artikel ini ditulis oleh: