Canberra, Aktual.com – Setelah tiga tahun menghilang dari laboratorium di Queensland, pemerintah Australia baru mengakui kalau 300 botol berisi tiga sampel virus mematikan telah menghilang sejak tahun 2021 lalu.
Dilansir dari Daily Mail dan Newsweek, hilangnya tiga sampel virus dengan tingkat kematian tinggi itu dikonfirmasi pihak berwenang Australia dua hari lalu. Sampel virus yang hilang itu diidentifikasi sebagai hanta virus, virus hendra, dan lyssa virus.
Botol-botol (berisi virus) tersebut tidak ditemukan pada tahun 2021 setelah lemari es di Laboratorium Virologi Kesehatan Masyarakat di Queensland rusak. ”Anomali tersebut ditemukan pada Agustus 2023, namun perlu waktu hingga Senin untuk mendapatkan konfirmasi resmi atas kejadian tersebut,” papar Kepala Pejabat Kesehatan Queensland John Gerrard.
Menurutnya sangat sulit membayangkan sebuah scenario dimana masyarakat mungkin berisiko, hal ini menunjukkan kurangnya laporan infeksi dalam lima tahun terakhir. Ia menambahkan, sampel virus akan terdegradasi dengan sangat cepat di luar freezer bersuhu rendah dan menjadi tidak menular. ”Protokol keselamatan mengasumsikan sampel dapat dimusnahkan dalam autoklaf,” ujarnya.
Selain sekitar 100 botol virus yang hilang berisi virus hendra, dua botol berisi sampel hanta virus, patogen yang ditularkan melalui hewan pengerat dengan tingkat kematian sekitar 38 persen. Dan 223 vial berisi lyssa virus yang mirip dengan rabies. Namun hanya ada tiga kasus infeksi lyssa virus yang terkonfirmasi di Australia sejak pertama kali diidentifikasi pada tahun 1996, semuanya berakibat fatal.
Pihak berwenang mengatakan kasus hilangnya sampel virus ini adalah ’pelanggaran serius terhadap Protokol Biosekuriti’ dan dijanjikan untuk menyelidiki apa yang terjadi dan bagaimana hal itu luput dari perhatian selama hampir dua tahun. Investigasi ini akan dipimpin oleh pensiunan hakim Mahkamah Agung Australia Martin Daubney, dibantu oleh pakar biosekuriti Dr. Julian Druce, pihak berwenang mengumumkan.
Sementara itu, Menteri Kesehatan Queensland Tim Nicholls mengatakan tidak ada alasan untuk percaya bahwa sampel tersebut dicuri dengan sengaja atau untuk tujuan jahat. ”Tentu saja semua penelitian semacam ini dilakukan secara rahasia, tapi kita tidak tahu apakah penelitian ini digunakan sebagai senjata dengan cara apa pun,” kata Nichols. Ia menambahkan, untuk menjadikan virus menjadi senjata canggih tidak bisa amatiran.
Menurut Nichols, tidak ada bukti bahwa virus Hendra pernah dijadikan senjata. Virus Hendra ini pertama kali ditemukan pada hewan kuda pada tahun 1990-an, dan hanya menginfeksi sedikit manusia, namun banyak di antaranya berakibat fatal.
Saat ini pihak Queensland Health telah mengambil tindakan untuk melatih kembali staf laboratorium untuk memastikan kepatuhan berkelanjutan terhadap peraturan yang diwajibkan dan audit terhadap semua izin terkait, termasuk untuk memastikan penyimpanan bahan yang tepat.
(Indra Bonaparte)
Artikel ini ditulis oleh:
Rizky Zulkarnain