Jakarta, Aktual.com – Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto (Setnov) menegaskan partai politik harus berkontribusi dalam pembangunan ekonomi dunia, terutama pembangunan infrastruktur.
“Pembangunan infrastruktur akan membuka daerah dari keterbelakangan atau yang terisolasi. Dan inilah awal dari bangkitnya perekonomian di daerah tersebut,” Setya Novanto, Sabtu (15/10).
Hal itu dikatakan Novanto saat menjadi pembicara bersama mantan Presiden Polandia, Bronislaw Komorowski di Chongqing, Tiongkok, tentang pentingnya peran partai politik dalam pembangunan ekonomi dunia.
Dalam pertemuan yang dihadiri 70 partai politik dari 50 negara itu, Partai Golkar menyampaikan pentingnya kerjasama dan pembangunan ekonomi dalam menumbuhkan kesejahteraan rakyat.
Pembangunan ekonomi ditekankan pada pembangunan infrastruktur. Jika banyak infrastruktur yang dibangun, maka diharapkan sentra ekonomi baru akan tumbuh.
Dalam pertemuan tersebut, Setya Novanto mengapresiasi program One Belt One Road (OBOR) pemerintah Tiongkok yang merupakan Jalur Sutra abad 21.
Lebih lanjut Novanto menilai OBOR yang menitikberatkan pada pembangunan infrastruktur sangatlah relevan dengan pembangunan infrastruktur yang sedang digalakkan di tanah air oleh Presiden Jokowi.
“Saya berharap agar Tiongkok dapat terus meningkatkan investasinya di Indonesia, khususnya di bidang infrastruktur, manufaktur dan pariwisata,” katanya.
Namun di sisi lain, Ketua Umum Partai Golkar tersebut juga menekankan agar kepentingan nasional Indonesia tidak terganggu atas investasi Tiongkok tersebut.
“Saya menawarkan kerjasama dan dukungan dalam pembangunan infrastruktur. Hal ini sejalan dengan program pemerintahan Jokowi yang sedang fokus dalam pembangunan ekonomi, khususnya bidang infrastruktur,” katanya.
Mantan Ketua DPR RI itu mengatakan penting bagi Indonesia dan Tiongkok untuk membangun kemitraan strategis yang dapat memberikan kontribusi positif dalam hubungan kedua negara.
Pada kesempatan itu, Partai Golkar menyampaikan pesan agar tenaga kerja Indonesia dilibatkan dalam pembangunan infrastruktur. “Walau bagaimanapun kita tetap harus memprioritaskan anak bangsa sendiri.”
Artikel ini ditulis oleh: