Ketua Umum Partai Golkar Setya Nocanto memberikan pidato politiknya saat menghadiri Safari Ramadan Partai Golkar di Bojongloa, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (23/6/2016). Selain Safari Ramadan Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto juga memberikan satunan kepada anak Yatim dan kaum dhuafa.

Jakarta, Aktual.com – Partai Golkar memiliki keyakinan akan mendapat porsi ‘kue politik’ dari Presiden Jokowi. Ketua Umum Partai Golkar, Setya Novanto menyampaikan bahwa partainya telah menyiapkan para kadernya hingga memiliki kapasitas dan kesiapan untuk dijadikan Menteri pada saat reshuffle mendatang.

Saat ini lanjutnya, dia masih menunggu hasil pilihan Presiden yang ia yakini telah melalui proses pertimbangan yang baik karena didasari pada informasi yang kuat melalui sistem yang telah dibangun Presiden.

“Presiden mempunyai informasi yang sangat banyak, bukan hanya dari institusi secara resmi tapi juga mendapat informasi-informasi yang sangat kuat selain beliau sendiri meneliti satu persatu kinerja para Menterinya. Tentu kita menunggu hasil-hasil apa yang dilakukan Presiden dalam memilih,” kata Novanto, Selasa (19/7).

Namun, kendatipun partainya sekarang menjadi salah satu bagian dari partai pendukung pemerintah, dia tidak mau mempengaruhi atau mengintervensi keputusan Presiden dalam memilih menteri-menterinnya.

Novanto menyadari dan menghormati bahwa kebijakan memiliki seorang Menteri untuk membantu Presiden adalah hak prerogatif seorang Presiden yang diberikan oleh undang-undang.

“Reshuffel kita serahkan kepada Presiden karena itu hak prerogatif beliau dan tentu Presiden sudah mengevaluasi seluruh kinerja para menterinya secara detail,” tegasnya.

Adapun beredar kabar diantara Menteri yang akan di reshuffle yakni Menteri BUMN, Rini Soemarno dan Menteri ESDM, Sudirman Said. Sedangkan salah satu kader Golkar yang digadang-gadang untuk menjabat sebagai menteri ESDM adalah Satya Widya Yudha yang saat ini menjadi anggota komisi VII DPR RI.

Peneliti Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan UGM, Fahmi Radhi menilai, sosok Satya merupakan kandidat yang pantas menggantikan Sudirman Said.

“Pak Satya Widya Yudha menurut saya punya komitmen yang kuat di sektor energi, bersih dan jujur. Bahkan Satya Yudha memiliki pengalaman profesional di bidang migas,” jelasnya.

Berdasarkan penelusuran, Satya Yudha pernah menjadi Director of Federal Relations and Business Development untuk Atlantic Richfield Company (ARCO) dan British Petroleum (BP) di Washington DC, United States pada saat BP mengakuisisi ARCO.

Selanjutnya dia dipercaya menjadi Director of International Affairs of BP Plc yang bertugas di London. Setelah itu dia kembali ke Indonesia sebagai Vice President BP Indonesia selama dua setengah tahun dan kemudian dipercaya sebagai LNG supply and Development Director BP Tiongkok di Beijing.

Dari Tiongkok, Satya melanjutkan petualangan karir di BP Vietnam sebagai Business Strategy Director. Karir profesionalnya yang terakhir adalah sebagai perwakilan BP di Vico Indonesia sebagai Direktur Pengembangan Bisnis CBM sampai akhirnya ia memulai perjalanan karir politiknya hingga sekarang di parlemen.

Selain itu, Satya juga aktif menulis dan berbicara secara luas tentang Indonesia dan isu-isu energi global kepada industri energi, pemerintah, lembaga penelitian, media, berbagai forum seperti ‘Forum Kebijakan Publik Asia Harvard Kennedy School dan Universitas Indonesia’, Konvensi Indonesia Petroleum Association (IPA), Konferensi Indonesia Gas Association (IGA), Konferensi IndoCBM, Konferensi Fokus Indonesia di Michigan State University, Indonesian Petroleum Engineers Association (IATMI) Inspiring Talk; NRGI-Oxford University, St Chaterine College- Rise to the bottom of low oil price, May 2015 dan pada banyak kesempatan lainnya.

(Dadang Sah)

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Arbie Marwan