Jakarta, Aktual.co —Kebijakan pemerintah Jokowi-JK menaikkan harga BBM bersubsidi terus menuai protes dari kalangan mahasiswa. Lantaran keputusan itu dianggap tidak pro rakyat dan justru malah dianggap melanggengkan aksi para mafia migas di dalam kabinet.
Menyikapi itu, Badan Eksekutif Mahasiswa dari kampus se-Jabodetabek hari ini dikabarkan akan melakukan aksi unjuk rasa menolak kenaikan BBM bersubsidi dan mendesak pemerintah untuk memberantas mafia migas.
Saat dihubungi Aktual.co, Koordinator BEM se-Jabodetabek, Reza, mengatakan aksi akan digelar pukul 14.00Wib siang nanti di sekitaran Patung Kuda di Jakarta Pusat.
“Isunya masih tetap menolak kenaikan BBM, dan pemberantasan mafia migas,” ujarnya, Rabu (19/11).
Dijelaskan Reza, dengan menaikkan harga BBM bersubsidi maka menunjukkan kalau pemerintah tidak serius dalam memberantas mafia migas. Sehingga keberadaan mafia migas yang mengerucut pada sosok tiga menteri di kabinet Pemerintahan Jokowi, semakin tidak tersentuh.
Oleh karena itu, kata Reza, mereka akan terus melakukan unjukrasa sampai tuntutan mereka dipenuhi Pemerintah, yakni cabut kenaikan harga BBM dan pemberantasan mafia migas.
Direncanakan unjuk rasa nanti akan datang perwakilan antara lain dari Kampus Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dengan estimasi pengunjuk rasa sekitar 100 orang. “Surat pemberitahuannya sudah kami kirimkan ke Polda Metro Jaya kemarin.”
Selain itu, dia juga memberitahu kalau aksi besar-besaran akan dilakukan BEM se-Jabodetabek Kamis (20/11) besok di Istana Negara.
Kemarin, aksi serupa juga dilakukan di berbagai kampus di Jakarta menyikapi kebijakan pemerintah menaikkan BBM bersubsidi. 
Aksi di Medan, Sumatera Utara ratusan mahasiswa yang tergabung dari USU, KAMMI, GMNI, HMI mendatangi kantor Pemko Medan sejak Senin (17/11) malam, hingga, Selasa (18/11) pagi.
Ratusan mahasiswa itu bahkan memblokir jalan sekaligus membakar ban bekas menuntut pemerintah tidak menaikan harga BBM bersubsidi.
Selain di Medan, di Padang aksi unjuk rasa penolakan penaikan harga BBM subsidi juga terjadi.
Bahkan, ratusan mahasiswa yang menolak penaikan harga BBM itu bentrok dengan Polisi. Bentrokan berawal dari upaya mahasiswa yang akan memblokir jalan karena aspirasi yang ingin disampaikan ke Anggota DPRD Sumatera Barat tidak mendapatkan tanggapan.
Sementara di Sumatera Selatan, ratusan mahasiswa dari KAMMI, PMII, dan BEM fakultas yang ada di Sumsel, melakukan aksi demo dan memberikan tiga tuntutan rakyat kepada pemerintah yang salah satu isinya adalah mencopot menteri pro neolib, terkait penaikan harga BBM.
Salah satu tuntutan yang digaungkan oleh mahasiswa adalah Presiden Jokowi menurunkan menteri-menteri yang merupakan antek neolib.
“Turunkan menteri neolib, penipu kebijakan penaikan BBM,” kata Febri, peserta aksi mahasiswa, saat dihubungi Aktual Network, Selasa (18/11).
Ada tiga menteri yang dianggap mahasiswa sebagai antek neolib, yaitu Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri ESDM Sudirman Said, dan Menko Perekonomian Sofyan Djalil.
Selain dibeberapa kota di pulau Sumatera, di pulau Jawa aksi penolakan penaikan BBM juga terjadi. Mahasiswa PMII Kota Malang melaksanakan Salat Gaib sebagai simbol wafatnya pemerintahan saat ini. Hal ini dilakukan dalam rangka unjuk rasa menolak penaikan harga BBM.

Artikel ini ditulis oleh: