Gaza, Aktual.com – Proses perundingan menuju jalan damai tampaknya mulai mendapatkan titik terang. Seorang pejabat Hamas yang tidak disebutkan namanya mengatakan pihaknya siap membebaskan 34 sandera Israel dalam waktu dekat.

Pembebasan 34 sandera Israel itu sebagai tahap pertama dari kesepakatan dengan Israel. Hal itu mengacu pada pembicaraan tidak langsung mengenai gencatan senjata dan perjanjian pembebasan sandera yang digelar di Qatar pekan lalu.

Para mediator dari perwakilan negara Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat (AS) telah mencoba selama berbulan-bulan untuk mencapai kesepakatan dalam upaya mengakhiri perang. Namun upaya terbaru dilakukan hanya dua pekan sebelum Donald Trump dilantik sebagai Presiden AS pada Kamis (20/1) nanti.

”Sekarang Hamas setuju untuk membebaskan 34 tahanan Israel dari daftar yang diajukan oleh Israel sebagai bagian dari tahap pertama kesepakatan pertukaran tahanan,” kata seorang pejabat dari kelompok Hamas seperti dikutip dari AFP, Senin (6/1).

Menanggapi pernyataan Hamas yang akan membebaskan 34 sandera, Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Hamas belum memberikan daftar sandera untuk kemungkinan pembebasan berdasarkan kesepakatan.

Pejabat Hamas anonim itu hanya mengatakan pertukaran awal akan mencakup semua wanita, anak-anak, orang tua, dan tawanan sakit yang masih ditahan di Gaza. ”Namun Hamas butuh waktu untuk memastikan kondisi mereka,” ujar pejabat itu singkat. Ia hanya mengatakan 34 tahanan yang akan dibebaskan itu baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal. Sedangkan waktu yang dibutuhkan setidaknya satu pekan.

Untuk diketahui, saat serangan dilancarkan pasukan perlawanan Palestina ke dalam wilayah Israel pada 7 Oktober 2023 lalu, setidaknya mereka menangkap 251 tawanan, tercatat masih ada 96 tawanan yang masih berada di Gaza hingga saat ini. Dalam sebuah kesepakatan gencatan senjata pada November 2023 lalu, setidaknya 40 sandera Israel sudah dibebaskan pihak Hamas.

Sementara itu, pemerintah AS di bawah Presiden Joe Biden melalui Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan pihaknya sedang ”bekerja secara intensif” untuk mencapai gencatan senjata di Gaza. ”Kami sangat ingin menyelesaikan ini dalam dua pekan ke depan,” kata Blinken dalam konferensi pers di Seoul Korea Selatan baru-baru ini.

Maksud dua pekan ke depan merujuk pada 20 Januari 2025 ketika pemerintahan Biden berakhir digantikan pemerintahan Donald Trump. Menurut Blinken, sudah ada ”peningkatan keterlibatan” termasuk oleh kelompok Hamas untuk mencapai kesepakatan. ”Namun kami belum melihat kesepakatan pada sejumlah butir akhir,” ujarnya.

Blinken menambahkan kalau pihaknya memerlukan Hamas untuk membuat keputusan akhir demi mencapai kesepakatan. ”Kami membutuhkan Hamas untuk membuat keputusan akhir yang diperlukan guna menyelesaikan kesepakatan, yang pada dasarnya akan mengubah situasi untuk para sandera, membebaskan mereka, memberikan bantuan kepada masyarakat Gaza, dan untuk kawasan secara keseluruhan, menciptakan peluang untuk bergerak maju menuju sesuatu yang lebih baik, lebih aman bagi semua pihak yang terlibat,” tandas Blinken.

Untuk diketahui, sejak serangan Israel ke Gaza, setidaknya lebih dari 45 ribu tewas yang sebagian besar adalah wanita dan anak-anak. Sedangkan yang terluka lebih dari 100 ribu orang. Saat ini jutaan warga Gaza yang hidup dalam pengungsian menderita ditambah musim dingin menyengat.

(Indra Bonaparte)

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain