Jakarta, Aktual.com – Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tengah melakukan pembenahan pendidikan, salah satunya perbaikan pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Kemendikbud merencanakan pada 1 Januari 2017 langkah ini akan segera dimulai di setiap Provinsi.
Pembenahan permasalahan tersebut baik berupa pengkoreksian jurusan dalam sekolah dengan kebutuhan masyarakat ataupun kualitas sekolah.
“Juga SMK tidak memenuhi standar,” Ujar Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, M Mustaghfirin Amin, Jakarta (30/9).
Saat ini, kata Amin, setidaknya ada 11.600 lebih SMK di Indonesia dengan jumlah siswa 4,5 juta serta angka kelulusan 1,3 juta lulusan sekolah dengan kualitas berbeda.
Amin menjelaskan perbedaan kualitas tersebut harus jadi perhatian semua pihak karena tingkat pekerja lulusan SMK menjadi tolak ukur apakah sekolah tersebut dikatakan bagus atau tidaknya.
“target keterserapan mencapai 80 persen,” ungkap Amin.
Masalah lainnya yaitu adanya jurusan yang tidak sesuai dengan kebutuhan industri kawasan daerah tempat sekolah berada.
“Butuh bidang kelautan tapi didirikan Teknik informasi,” ujar Amin.
Studi di tahun 2010 menyebutkan ada 60 persen SMK era pemerintahan sebelumnya di Surabaya yang tidak sesuai dengan kebutuhan industri. Contohnya, Jurusan TIK yang diperlukan sebanyak 125 ribu namun yang dibangun sebanyak satu juta. Sehingga ada dua per tiga siswa yang tidak bisa masuk ke bidang itu. Namun, pembenahan ini tidak berimbas pada kurikulum.
*Musdi Anto
Artikel ini ditulis oleh: