Jakarta, Aktual.com – Anggota Komisi V DPR RI Nizar Zahro menilai wajar jika warga Nahdliyin beraksi dan marah dengan sikap arogan terdakwa kasus penodaan agama Basuki Tjahja Purnama (Ahok) dan tim penasihat hukumnya dalam persidangan ke-8 yang menghadirkan Rais Am PBNU Ma’ruf Amin.

Nizar yang juga warga Nahdliyin asal Madura itu mengatakan sikap arogan Ahok dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Utara bisa menyulut permusuhan baru. Padahal, setelah Aksi Bela Islam I, Aksi Bela Islam II hingga Aksi Bela Islam III, kondisi politik sudah mulai menurun.

“Kita tahu NU ormas yang legalitas formalnya diakui negara, tetapi ini justru kan membuat persoalan baru dan menyulut permusuhan baru,” kata Nizar, saat dihubungi Aktual.com, Rabu (1/2).

Sikap yang ditunjukkan Ahok, meski belakangan sudah diklarifikasi dengan menyampaikan permohonan maaf kepada KH Ma’ruf Amin, akan tetap membekas bagi warga nahdliyin. Sebab KH Ma’ruf Amin bukan semata duduk secara struktural di PBNU, melainkan panutan sekaligus tokoh ulama penuh keteladanan.

“Kita sebagai umat muslim dan warga NU menyayangkan kejadian seperti itu seakan tidak menghargai perjuangan NU,” jelas Nizar.

Politisi Gerindra itu menyarankan terdakwa Ahok agar senantiasa menjaga lisannya selama mengikuti jalannya persidangan. Kalaupun terdakwa Ahok mempunyai keberatan atau merasa ada kejanggalan, hal itu bisa disampaikan dalam wadah sendiri yakni dalam nota pembelaan.

Baik keberatan terhadap saksi maupun ahli yang dihadirkan Jaksa Penuntut Umum. Bukan sebaliknya, memberikan pernyataan yang justru menambah permasalahan baru. Sebab dengan demikian bukannya mempermudah persoalan, namun memperuncing masalah.

“Bukan justru, menimbulkan permasalahan yang lebih runcing menyebabkan warga Nahdliyin marah, sampai kiainya di nistakan, di hina seperti itu sangat tidak baik,” jelas Nizar.

Ditambahkan, NU yang berdiri sejak tahun 1926 merupakan organisasi Islam terbesar di Indonesia. Organisasi yang kini dipimpin KH Said Aqil Sirodj itu mempunyai prinsip-prinsip tawazun maupun tasamuh sehingga selalu mengikuti dan membela keberlangsungan NKRI.

(Novrizal Sikumbang)

Artikel ini ditulis oleh: