Jakarta, Aktual.com – Tak hanya sekadar mencari bisnis semata di industri health care, PT Siloam International Hospital Tbk (SILO) juga terus berkomitmen mendukung pemerintah dalam memberikan layanan kesehatan kepada peserta BPJS Kesehatan.

Rencananya, anak usaha Lippo Group ini akan membuka enam sampai tujuh rumah sakit (RS) baru yang juga akan melayani pasien BPJS.

“Kami berencana untuk membuka 6 hingga 7 RS baru tahun ini. Sebagian besar jaringan RS Siloam, sebanyak 75% telah memiliki lisensi BPJS dan kami akan terus mendaftarkan akreditasi BPJS pada RS yang baru,” ujar Wily Tjandera, Investor Relation SILO, di Jakarta, Kamis (17/1).

Wily mengatakan Siloam memiliki hubungan baik dengan pemerintah dan terus berdiskusi untuk meningkatkan kualitas pelayanan BPJS Kesehatan. Selain itu bagian dari misi Siloam, bagi perseroan, kerjasama tersebut juga menguntungkan. Sejauh ini sekitar 20% dari pendapatan Siloam berasal dari pasien BPJS.

“BPJS merupakan program pemerintah yang melayani masyarakat Indonesia dan kami merasa sangat terhormat untuk melayani kebutuhan kesehatan masyarakat Indonesia,” tegas Wily.

Ke depan dalam rangka menjaga kepercayaan pemerintah, menurut Wily, Siloam akan terus melayani pasien BPJS Kesehatan sepenuh hati dan sesuai dengan pedoman pelayanan yang ditentukan pemerintah.

Hingga saat ini, SILO telah mengelola sebanyak 33 RS di 24 kota dan 16 klinik di 8 kota yang tersebar di seluruh Indonesia. Perseroan memiliki 6.800 kapasitas tempat tidur dan didukung 2.700 spesialis dan dokter umum serta 10.000 perawat dan staf pendukung.

Dari kinerja keuangan, sampai kuartal III-2018, Siloam membukukan pendapatan tumbuh 12,73% menjadi Rp 4,39 triliun dibandingkan priode yang sama di tahun sebelumnya di angka Rp 3,89 triliun.

Pendapatan rawat inap tercatat menjadi kontributor terbesar dengan nilai Rp2,61 triliun. Ini berarti tumbuh 12,87% dibandingkan periode yang sama di 2017 sebesar Rp 2,31 triliun. Sedangkan pendapatan rawat jalan sumbang Rp 1,78 triliun. Atau tumbuh 12,52% dari periode yang sama di 2017 sebesar Rp 1,58 triliun.

Artikel ini ditulis oleh:

Zaenal Arifin