Biasanya, perseroan mengalokasikan dananya untuk penambahan tanaman baru. Kemudian, dana juga dialokasikan untuk pembangunan pabrik kelapa sawit dan sisanya bakal digunakan untuk infrastruktur penunjang itu. Dananya akan bersumber dari hasil kas internal dan pinjaman bank.

“Makanya, kalau ada opportunity, perseroan juga akan mengakuisi lahan sawit baru ini. Karena tahun ini, kita akan fokus untuk pertumbuhan anorganik,” ujar dia.

Seiring dengan investasi yang akan dilakukan perseroan, Andrianto berharap, produksi crude palm oil (CPO) di 2017 akan meningkat dibanding tahun sebelumnya.

Tahun lalu, perusahaan berhasil mencatat produksi CPO sebanyak 312 ribu ton atau turun sekitar 23,4% dibanding tahun sebelumnya. Penurunan produksi tandan buah segar (TBS) dipicu oleh dampak lanjutan El-Nino yang terjadi pada tahun 2015 dan berlanjut sampai kuartal kedua 2016.

“Produksi tahun ini, kami optimis meningkat. Hal ini recovery tahun lalu karena El-Nino. Kami berharap harga akan lebih baik dan kondisi perekonomian tahun ini juga akan lebih baik dibanding tahun sebelumnya,” pungkas dia. (*)

(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Eka