Jakarta, Aktual.com — Sebanyak tujuh siswa dengan dua guru pendamping “Silangsa Small School”, Namwon, Korea Selatan, belajar tentang kebudayaan dan kehidupan masyarakat di kawasan Gunung Merapi, Dusun Gejayan, Desa Banyusidi, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

“Mereka menjalani program itu selama 20 hari (1-20 Agustus 2015), jumlahnya sembilan orang, tujuh siswa dan dua guru,” kata Pimpinan Padepokan “Warga Budaya” Dusun Gejayan, Desa Banyusidi, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang, Riyadi, di Magelang, Selasa (28/7).

Ia menjelaskan, bahwa bagi masyarakat di kawasan Gunung Merbabu di dusun setempat, hal itu juga menjadi kesempatan untuk belajar tentang budaya Korea Selatan supaya dapat memperkaya wawasan pengetahuan dan pengalaman.

Mereka, katanya, akan dibagi dalam tiga kelompok dan tinggal di sejumlah rumah warga kawasan Gunung Merbabu.

“Akan mengikuti kegiatan sehari-hari warga, seperti berkebun di areal tanaman sayuran milik warga, mengairi tanaman lombok, dan merawat tanaman tembakau yang saat ini sedang tumbuh dengan subur,” kata Riyadi yang juga salah satu pemimpin seniman petani yang tergabung dalam Komunitas Lima Gunung (Merapi, Merbabu, Andong, Sumbing, dan Menoreh) tersebut.

Ia menjelaskan mereka juga berdialog dengan warga di padepokan dusun itu, menyangkut berbagai kegiatan tradisi lokal masyarakat setiap tahun berdasarkan kalender desa, perkembangan kesenian tradisional dan nilai-nilai kebudayaan setempat.

Beberapa waktu lalu, anggota tim penghubung sudah melakukan survei ke Dusun Gejayan, sebagai persiapan pelaksanaan program tersebut.

“Kebetulan kami juga sedang menyiapkan ikut dalam Festival Lima Gunung XIV, mereka rencananya akan berproses bersama kami untuk mementaskan kesenian dari dusun kami di Merbabu ini dalam festival tahunan Komunitas Lima Gunung mendatang,” katanya di sela-sela pengecekan lokasi panggung festival di Dusun Mantran Wetan, Desa Girirejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang di kawasan Gunung Andong.

Berbagai kesenian lokal masyarakat setempat yang selama ini dikembangkan dan dipentaskan oleh seniman Padepokan “Warga Budaya Gejayan”, antara lain soreng, geculan bocah, gupolo gunung, dan musik kontemporer truntung.

“Melalui kesempatan tersebut, ada hubungan saling belajar dan saling mengenalkan kebudayaan,” katanya.

Festival Lima Gunung XIV rencananya pada 14-17 Agustus 2015 di dua lokasi, yakni Dusun Mantran Wetan di kawasan Gunung Andong dan Dusun Tutup Ngisor, Desa Sumber, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang di kawasan Gunung Merapi.

Artikel ini ditulis oleh: