Malang, Aktual.co — Pemuka agama di kalangan umat Islam mengaku kaget dengan aksi penyitaan masjid yang dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Terlebih tempat ibadah yang disita yakni, Masjid Syeikhona Mohammad Kholil. Didalam lingkungan Masjid ini, bersemayam jasad Syeikhona Mohammad Kholil, guru para kiai Nahdlatul Ulama (NU).
KH Fahrurrozi pengasuh pondok pesantren An-Nuur I mengatakan, bahwa masjid sebagai fasilitas umat seharusnya tidak dikaitkan dengan tersangka korupsi.
“Ini sangat tidak benar menurut saya, masjid ini milik umat jangan seenaknya disita,” kata Fahrurrozi, Selasa (24/3) di Malang, Jawa Timur.
Ia menegaskan, langkah penyitaan itu sangat tidak pantas, sebab, ini malah dapat memancing reaksi publik. Apalagi, diketahui masjid tersebut adalah simbol bagi umat Islam.
“Masak kalau jalan umum dibangun dengan dana korupsi lalu disita? Itu malah merugikan publik,” tandasnya.
Karenanya ia berharap, agar KPK lebih arif dan bijaksana dalam melihat kasus ini, dan bisa memilih dan memilah mana saja yang harus disita dan tidak.
“Masjid itu rumah Tuhan, saya kaget ada info penyitaan masjid ini. Ini sangat tidak pantas sama sekali,” tegasnya.
Sebelumnya, mantan Ketua DPRD Bangkalan Fuad Amin Imron, mengungkapkan bahwa KPK ikut menyita masjid Syeikhona Mohammad Kholil. Masjid itu disita, berkaitan dengan kasus dugaan jual beli gas alam di Bangkalan, Madura. (Baca: Fuad: Masjid Syeikhona Mohammad Kholil Ikut Disita KPK).

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby