Ramallah, Aktual.com – Dokter Lintas Batas atau Doctors Without Borders (MSF) memperingatkan bahwa anak-anak yang ada di Jalur Gaza meninggal dunia akibat cuaca dingin.
Organisasi kemanusiaan itu menyeru Israel agar mengizinkan peningkatan penyaluran bantuan kemanusiaan untuk menolong warga Palestina menghadapi kondisi musim dingin yang ekstrem.
Dalam pernyataannya, MSF menyebutkan bahwa seorang bayi berusia 29 hari meninggal dunia di Rumah Sakit Nasser, Gaza selatan, hanya dua jam setelah tiba di bangsal anak yang didukung MSF.
“Terlepas dari seluruh upaya perawatan, bayi tersebut tidak dapat diselamatkan. Ia meninggal akibat hipotermia berat,” demikian pernyataan MSF.
MSF memperingatkan bahwa cuaca musim dingin yang keras, ditambah dengan kondisi kehidupan yang sudah sangat memprihatinkan, semakin meningkatkan risiko kesehatan.
Organisasi tersebut mencatat bahwa timnya terus menemukan tingkat infeksi saluran pernapasan yang tinggi. Kasus-kasus tersebut diperkirakan akan meningkat sepanjang musim dingin dan menimbulkan ancaman serius bagi anak-anak di bawah usia lima tahun.
Terkait badai yang melanda, MSF menyatakan bahwa hujan lebat dan badai parah di Gaza memperparah penderitaan ratusan ribu warga Palestina yang tinggal di tenda-tenda darurat yang rapuh dan terendam air.
MSF juga menyerukan kepada otoritas Israel untuk segera mengizinkan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza dalam skala besar dan secara lebih intensif.
Ribuan Pasien Meninggal Terlambat Evakuasi
Lebih dari 1.000 pasien di Jalur Gaza meninggal dunia saat menunggu evakuasi medis sejak pertengahan 2024, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Jumat (19/12), seraya memperingatkan bahwa angka sebenarnya kemungkinan lebih tinggi.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan sebanyak 1.092 pasien meninggal dunia saat menunggu evakuasi medis dalam periode Juli 2024 hingga November 2025, di tengah pembatasan pergerakan yang terus berlangsung serta runtuhnya sistem layanan kesehatan di Jalur Gaza.
Menurut WHO, sejak Oktober 2023 lembaga tersebut bersama para mitranya telah memfasilitasi evakuasi lebih dari 10.600 pasien dari Gaza yang menderita kondisi kesehatan serius.
Dari jumlah tersebut, lebih dari 5.600 pasien adalah anak-anak yang membutuhkan perawatan lanjutan dan tindakan penyelamatan jiwa.
Tedros menyerukan agar lebih banyak negara bersedia menerima pasien dari Jalur Gaza serta mendesak pemulihan jalur evakuasi medis ke Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur.
Ia menegaskan bahwa keterlambatan evakuasi medis terus merenggut nyawa.
Artikel ini ditulis oleh:
Eroby Jawi Fahmi

















