Jakarta, Aktual.com – Balai Pelestarian Situs Manusia Purba, Sangiran, Jawa Tengah, berencana melakukan eksvakasi atau penggalian purbakala di situs Desa Buntalan, Kecamatan Temayang, yang menjadi lokasi temuan paus Purbakala, pada tahun 2016.
Komunitas “Banyungawan Bojanegara” Kabupaten Bojonegoro Nunung Dianawati, Sabtu, mengatakan Balai Pelestarian Situs Manusia Purba, Sangiran, sudah memasukkan ekskavasi situs Buntalan, di dalam programnya.
Dengan demikian, lanjut dia, Balai Sangiran menerima usulan pelaksanaan ekskavasi Situs Buntalan, yang pernah diajukan Komunitas Banyungawan Bojanegara, beberapa waktu lalu.
“Tapi pelaksanaannya 2016,” jelas Nunung, alumnus Universitas Udayana, Bali, Fakultas Arkeologi itu.
Mengenai usulan serupa yang juga disampaikan kepada Balai Arkeologi Yogyakarta, katanya, belum memperoleh jawaban.
“Kami belum menerima tanggapan dari Balai Arkeologi Yogyakarta soal usulan ekskavasi paus Purbakala di Desa Buntalan,” tandasnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan usulan pelaksanaan ekvakasi di lokasi temuan fosil Paus Purbakala di Desa Buntalan, Kecamatan Temayang, dilakukan karena fosil yang ditemukan belum sempurna.
Ia memperkirakan fosil paus yang ditemukan Sungapat, di Desa Buntalan, Kecamatan Temayang, panjangnya hanya sekitar 3 meter.
Padahal, lanjut dia, fosil paus yang pernah ditemukan di dunia, panjangnya berkisar 8-11 meter.
“Jelas kemungkinan masih ada fosil paus yang tertinggal di sekitar lokasi temuan,” katanya, menegaskan.
Ia juga menegaskan fosil yang ditemukan Supangat, di Desa Buntalan, Kecamatan Temayang, pada 2011 itu, memang benar fosil ikan paus.
“Kepastian itu kami terima dari seorang ahli arkeologi asal Bandung, yang pernah melakukan penelitian fosil temuan Supangat,” ucapnya.
Kepala Bidang Pengembangan dan Pelestarian Budaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bojonegoro Suyanto mendukung upaya ekskavasi situs purbakala di Desa Buntalan, Kecamatan Temayang.
Bahkan, lanjut dia, Disbudpar juga memprogramkan untuk mengumpulkan fosil binatang purbala yang banyak disimpan di masyarakat.”Beberapa fosil binatang purbakala sudah mulai kita kumpulkan dari masyarakat,” ucapnya.
Artikel ini ditulis oleh: