Jakarta, Aktual.com – Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Inas Nasrullah Zubir menegaskan dirinya tetap konsisten untuk mengawal kasus skandal impor minyak oplosan dari trader Glencore kepada Pertamina. Sejak awal dirinya telah mendorong kasus ini ke publik dan dia menginginkan terjadinya transparansi dalam pengadaan minyak di PT Pertamina.

Namun saat ini lanjutnya, publik hendaknya bersabar dan memberi waktu bagi Pertamina untuk menghitung jumlah kerugian yang diderita atas upaya menanggulangi kegagalan transaksi tersebut.

“Sekarang posisinya memberikan kesempatan bagi Pertamina untuk mengitung. Pasalnya, dari luarnya belum ada kerugian, karena memang minyak itu belum dibayar. Tapi kerugian yang diderita Pertamina, yaitu dari aspek operasional dan cost logistik dalam negeri karena mereka mengambil crude dari kilang lain, nah itu yang sedang dihitung dan kita tunggu,” kata Inas Kepada Aktual.com, di Jakarta, Kamis (6/10).

Kemudian tambahnya, hasil evaluasi tersebut diajukan sebagai tagihan ganti rugi kepada Glencore. Sementara mengenai sanksi, dia mendukung pernyataan Dirut Pertamina, Dwi Sutjipto yang ingin menjatuhkan saksi tegas kepada pihak yang terbukti bersalah dari hasil evaluasi tersebut.

“Nanti tindaklanjutnya, Pertamina harus claim berapa kerugiannya, harus diganti dong. Evaluasi ke ISC kita serahkan seperti apa karena itu urusan korporasi, tapi harapannya kita minta perbaikan,” tandasnya.

Sebelumnya Direktur Utama PT Pertamina, Dwi Sutjipto bereaksi keras dan ingin memberikan sanksi kepada oknum-oknum yang dinyatakan bersalah nantinya.

“Mengenai kesalahan supply kemarin, tindak lanjutnya kalau ada yang salah tentu akan diberi sanksi,” tegas Dwi.

(Laporan: Dadangsah Dapunta)

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Eka