“Jika disinggung soal kasus Novanto, sebanyak 5,3% pemilih tak akan memilih Golkar sedangkan yang memilih tidak tahu sebesar 10,2%,” tutur Ardian.
Namun, dari semua pemilih Golkar dalam survei ini, 84,5% di antaranya menyatakan masih akan tetap setia meski dikaitkan dengan skandal mantan Ketua DPR RI itu.
“Dengan hasil ini, dapat disimpulkan skandal di partai bisa memengaruhi pemilih terhadap partai yang ada,” jelas Ardian.
“Ada tiga hal yang memengaruhi masyarakat untuk memilih partai. Pertama dari sosok capres yang diusung, program populer partai dan skandal di tubuh partai. Skandal inilah yang juga menjadi pertimbangan kuat pemilih,” pungkasnya.
Teuku Wildan
(Wisnu)
Artikel ini ditulis oleh:
Antara