Jakarta, Aktual.co — Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat terdapat 24 proyek migas bakal mulai berproduksi pada 2015 dengan tambahan lifting minyak mencapai 123.919 barel per hari (bph). Namun dengan menurunnya harga minyak mentah dunia, hal tersebut berdampak pada penurunan penerimaan negara.
“Pada asumsi harga minyak 40-70 dolar per barel, SKK Migas menghitung penerimaan migas bagian negara pada 2015 diperkirakan antara USD6,6-14,9 miliar. Angka penerimaan tersebut lebih rendah dibandingkan pengeluaran “cost recovery” USD15,8-18,9 miliar pada asumsi harga minyak yang sama,” ujar Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi di Jakarta, Selasa (20/1).
Padahal, pada 2014, realisasi penerimaan migas mencapai 28,33 miliar dolar atau jauh di atas “cost recovery” 15,91 miliar dolar. Realisasi produksi minyak pada 2014 sebesar 794 ribu barel per hari, gas 1,218 juta barel per hari, harga minyak 100,48 dolar per barel, dan harga gas 9,91 dolar per MMBTU.
Seperti diberitakan sebelumnya, Komisi VII DPR RI melakukan evaluasi kinerja 2014 dan rencana program 2015 pada rapat terbuka dengan SKK Migas di Gedung Nusantara 1 DPR. Amien Sunaryadi melaporkan adanya penurunan sektor hulu migas selama tahun 2014.
“Kontribusi hulu migas selama 2014 mengalami peningkatakan, namun prosentasenya menurun,” ujar Amien.
Amien menjelaskan lifting minyak pada Desember 2013 hingga November 2014 terlihat bahwa minyak dan gas tidak banyak meningkat sepanjang 2014. Sedangkan dilihat dari sisi keuangan, terjadi penurunan dari tahun 2009-2014.
“Penghasilan pemerintah menurun, kontraktor relatif sama, harga minyak dari 2012 turun secara signifikan hingga awal 2015,” jelasnya
Artikel ini ditulis oleh:
Eka













