Sementara sebesar 72 MMSCFD akan memasok kebutuhan industri di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Harga gas di kepala sumur sebesar US$6,7 per juta british thermal unit (MMBTU), tetap (flat) selama 30 tahun.

“Dengan biayatoll fee sebesar US$0,9 MMBTU, harga di pembangkit listrik PLN menjadi sebesar US$7,6 per MMBTU. Dan ini komitmen industri hulu migas memprioritaskan konsumen dalam negeri,” kata Amien.

Sebagai informasi, pemakai gas pipa domestik terbesar adalah konsumen industri, yang kemudian diikuti oleh kelistrikan. Sejak tahun 2013, alokasi domestik sudah lebih besar dari ekspor. Tahun 2017, kontrak gas domestik mencapai 3.855 MMSCFD, sedangkan ekspor sebesar 2.618 MMSCFD.

“Hampir 60 persen produksi gas bumi digunakan oleh domestik,” kata Amien.

Dia mengatakan, total biaya investasi dan operasi proyek ini diperkirakan mencapai US$3,457 miliar atau sekitar Rp46 triliun. Jumlah ini belum termasuk pembangunan pipa Gresik-Semarang sepanjang 267 kilometer dengan investasi US$515 juta atau sekitar Rp7 triliun.

“Artinya, total proyek lebih dari Rp50 triliun. Dengan dukungan semua pihak, diharapkan proyek ini dapat mulai berproduksi pada awal 2021,” dia menegaskan.

Produksi gas yang dihasilkan melalui enam sumur akan diolah melalui GPF. Dari rata-rata produksi sebesar 315 MMSCFD, GPF memisahkan kandungan CO2 dan H2S, sehingga menghasilkan gas yang dapat dijual sebesar 172 MMSCFD. Untuk menyalurkan gas dari Lapangan JTB, pipa transmisi Gresik-Semarang akan dibangun oleh Pertamina Gas.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Nebby