Jakarta, Aktual.com — Kepala Dinas Kapasitas Nasional Satuan Kerja Khsusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Ida Tota Simatupang mengaku, penurunan harga minyak dunia tidak hanya berimbas pada Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) saja, melainkan juga berimbas pada industri penunjang hulu migas terutama industri dalam negeri.

“Kalau KKKS mengurangi populasi proyek dan mengevaluasi load proyek mereka, tentunya akan berdampak ke siapa mereka akan melakukan kontrak. Yang berkurang itu industri penunjang,” katanya di Jakarta, Rabu (20/4).

Hal tersebut bisa dilihat dari jumlah keikutsertaan lelang dari vendor karena berkurangnya program eksplorasi yang jumlahnya semakin berkurang.

Akan tetapi dia belum bisa mastikan secara rinci jumlah penurunan tersebut. Yang jelas dia berharap keadaan ini tidak terus terjadi lantaran kondisi harga minyak yang mulai sedikit membaik.

Memperkuat pendapat Ida, Ketua Komunitas Migas Indonesia (KMI) S. Herry Putranto menegaskan, anjloknya harga minyak ini menyebabkan industri penunjang hulu migas menjadi kelabakan.

Bahkan menurutnya dampak dari fenomena ini mendorong perusahaan mengambil langkah efisiensi belanja dan menahan tingkat produksi. Tidak berhenti disitu, pengaruh negatif ini membawa efek domino pada berbagai sektor lainnya.

“Hulu terguncang, hilirnya karena banyak proyek tertunda otomatis industri penunjang yang mensupport hulu migas itu kelabakan,” pungkas Herry.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Eka