Ilustrasi- Kilang Minyak

Jakarta, Aktual.com – SKK Migas menyebut keberhasilan industri minyak dan gas bumi dapat mengangkat pendapatan daerah melalui kewajiban memilih perusahaan daerah di wilayah kerja hulu migas dalam pengadaan barang maupun jasa senilai 1 juta dolar AS.

Kepala Divisi Pengelolaan Rantai Suplai dan Analisis Biaya SKK Migas Erwin Suryadi mengatakan kehadiran industri hulu migas di daerah tak hanya melalui dana bagi hasil dan participating interest, tetapi juga pada masyarakat melalui dampak tak langsung atas beroperasinya suatu wilayah kerja migas.

“Kehadiran industri hulu migas terus mendorong perkembangan industri penunjang lainnya yang juga mengakibatkan usaha kecil, mikro, dan menengah (UMKM) ikut berkembang,” kata Erwin dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (28/10).

Pada 2020, kontribusi hulu migas pada penerimaan negara mencapai Rp122 triliun atau 144 persen dari target APBN-P tahun lalu.

SKK Migas terus berupaya meningkatkan kontribusi penerimaan negara di tengah pandemi COVID-19.

Hingga kuartal III 2021, realisasi penerimaan negara dari sektor hulu migas mencapai 9,53 miliar dolar AS atau melebih target tahun ini sebesar 7,28 miliar dolar AS.

Penerimaan negara dari sektor hulu migas hingga akhir 2021 diperkirakan mencapai 11,7 miliar dolar AS.

Sementara itu, investasi hulu migas juga meningkat seiring dengan kenaikan harga minyak dunia dan mulai bergeraknya perekonomian nasional.

“Saat ini nilai investasi hulu migas tercatat telah mencapai 7,9 miliar dolar AS,” ujar Erwin.

SKK Migas memproyeksikan angka investasi yang digelontorkan Kontraktor Kontak Kerja Sama (KKKS) terkait dengan target produksi nasional sebesar 1 juta barel per hari minyak dan 12 BSCFD gas pada 2030 secara total akan mencapai 187 miliar dolar AS.

Erwin menuturkan tingginya angka investasi seiring dengan peningkatan produksi akan meningkatkan kegiatan sektor hulu yang diikuti dengan diperlukannya kehadiran industri jasa dan barang sebagai penunjang.

SKK Migas berkomitmen untuk menggenjot penggunaan produk dalam negeri atau TKDN industri hulu migas dengan mendongkrak kemampuan usaha penunjang dalam negeri hulu migas, sehingga meningkatkan efek berganda ekonomi Indonesia secara regional hingga nasional.

“Kehadiran industri hulu migas memberikan multiplier effect yang sesungguhnya. Banyak sekali industri lain dapat terangkat dengan keberadaan industri hulu migas,” terang Erwin.

Pada 2020-2021, nilai kontribusi industri migas bagi sejumlah industri lain mencapai 7,126 miliar dolar AS atau setara dengan Rp103 triliun.

Nilai kontribusi tersebut antara lain industri transportasi dengan nilai 470 juta dolar AS dan kandungan TKDN mencapai 78 persen, industri tenaga kerja 442,76 juta dolar AS dengan nilai TKDN sebesar 86 persen, industri perhotelan senilai 129.88 juta dolar AS dengan kandungan TKDN sebesar 92 persen.

Sementara pencapaian industri kesehatan mencapai 20,446 juta dolar AS dengan TKDN 86 persen, disusul dengan industri asuransi senilai 3,821 dolar AS dengan nilai TKDN sebesar 86 persen.

Sedangkan dari keseluruhan kontribusi tersebut, UMKM memiliki peranan aktif terhadap perputaran roda ekonomi sebesar 10,7 persen dengan nilai TKDN 100 persen.

Per 30 September 2021, total pengadaan barang dan jasa pada industri hulu migas telah mencapai 2,6 miliar dolar AS atau setara Rp37 triliun dengan komitmen TKDN sebesar 58 persen atau di atas target yang ditetapkan pemerintah.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Arie Saputra