Jakarta, Aktual.co — Masyarakat seharusnya tidak apriori dengan kehadiran investor di Bali termasuk rencana Revitalisasi Teluk Benoa (RTB). RTB selayaknya mendapat dukungan masyarakat Bali sepanjang memenuhi berbagai aspek kelayakan.
“Rencana RTB merupakan pilihan tepat untuk memanfaatkan kawasan tak produktif tersebut sehingga bernilai ekonomis bagi masyarakat Bali,” ujar Ketua Sekretariat Kerja dan Pelestarian Lingkungan Hidup (SKPPLH), I Made Mangku, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin (16/3).
Ia menepis tudingan pihak yang menolak proyek tersebut yang menyebut revitalisasi Teluk Benoa akan merusak terumbu karang dan ekosistem lain di Teluk Benua.
“Di Teluk Benua tidak ada terumbu karang yang diselamatkan. Tunjukan kepada saya jika di sana ada terumbu karang,” tegasnya.
Dirinya membantah adanya pulau Karang Tengah di Teluk Benoa yang terancam tenggelam jika terjadi revitalisasi. Pulau Karang tengah hanya istilah untuk tempat pertemuan arus laut di Teluk Benoa.
“Sama dengan monumen Dewa Ruci tempat pertemuan jalan. Itu di daratnya. Pulau Karang Tengah itu tempat pertemuan arus dari Tanjung Benoa, Sanur. Tidak ada wujud pulau yang dilestarikan. Jangan mengada-ada membuat argumentasi penolakan,” ujarnya.
Mangku juga menepis tudingan Pulau Pudut yang terancam hilang karena adanya abrasi. Ia menegaskan revitalisasi Teluk Benoa tidak berpotensi memicu abrasi yang akan menenggelamkan pulau Pudut.
“Pulau Pudut hilang karena kegiatan pengerukan jalur kapal pesiar oleh Syahbandar. Lumpur dibawa ke sebelah utara pelabuhan,” jelasnya.
Dirinya mengingatkan masyarakat Bali untuk tidak seenaknya membuat penolakan. Menurut dia, krama Bali harus belajar dari masyarakat Betawi yang tersingkir dari Jakarta karena bersikap apriori terhadap investasi dan pembangunan di Jakarta. Masyarakat Betawi tidak memiliki ‘bergaining position’ dalam pembangunan Jakarta hari ini.
“Kalau asal menolak nanti kita seperti Betawi Kedua. Hati-hatilah menolak termasuk membuat pernyataan (penolakan) tertulis itu,” pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka

















