Jakarta, Aktual.co — Menteri ESDM Sudirman Said beberapa waktu lalu menyetujui perpanjangan ekspor konsentrat PT Freeport selama 6 bulan ke depan. Hal tersebut masih menyisakan keraguan besar akan komitmen PT Freeport membangun smelter.
“Sangat tidak masuk akal apa yang mendasari menteri ESDM bisa percaya kepada PT Freeport. Padahal secara jelas selama puluhan tahun tidak punya niat untuk membangun smelter. Bahkan mereka sudah berbohong pada negara karena MOU yang sudah berakhir tidak jelas apakah akan bangun smelter atau tidak,” ujar Direktur Energy Watch Indonesia, Ferdinand Hutahaean di Jakarta, Selasa (27/1).
Dirinya pesimis PT Freeport akan benar-benar membangun smelter di Gresik Jawa Timur. Pasalnya, investasi yang dijanjikan sangat besar bernilai Rp25 Triliun itu hanya dibangun di tanah sewa. Ada indikasi menguntungkan atau mengelabui pihak-pihak tertentu.
“Sangat aneh jika investasi jangka panjang bernilai sekitar Rp25 Triliun dibangun di tanah sewa. Ini tidak masuk akal, lahan seluas 80 ha disewa Rp80 Miliar/tahun. Fakta inilah yang membuat saya yakin bahwa rencana pembangunan smelter olh PT Freeport hanya retorika yang menipu,” tegasnya.
Menteri ESDM Sudirman Said sepantasnya bisa lebih tegas kepada PT Freeport jika ingin Freeport lebih bermanfaat bagi Indonesia, bukan hanya bermanfaat bagi Amerika yang mendapat untung besar dari mengeruk tanah Papua. Beranikah Menteri ESDM memberikan peringatan terakhir dan memaksa PT Freeport tunduk kepada UU dan hukum yang berlaku di Indonesia?
Artikel ini ditulis oleh:
Eka