Jakarta, Aktual.com – Gubernur baru Bank Indonesia, Perry Warjiyo dianggap sosok yang pro petumbuhan, termasuk di sektor properti. Untuk itu, di mata pengembang PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), Perry diharapkan segera merealisasikan pelonggaran kebijakan loan to value (uang muka/LTV) di sektor properti.
Bahkan, menurut Direktur Utama SMRA, Adrianto P Adhi, jika kebijakan relaksasi LTV segera terwujud, maka pihaknya yakin bisa memenuhi target pra-penjualan pemasaran perseroan di tahun ini di angka Rp4 triliun yang saat ini baru tercapai 25 persen.
“Saat Pak Perry resmi menjadi Gubernur BI yang pro pertumbuhan, dia langsung berjanji akan melonggarkan kebijakan LTV. Dan itu langsung direspon pasar,” ungkap dia, usai RUPST perseroan di Jakarta, Kamis (7/6).
Untuk itu dia berharap, usai lebaran nanti BI bisa segera merealisasikan pelonggaran kebijakan LTV. Karena itu secara umum akan mendorong pertumbuhan sektor properti dan daya beli di sektor ini.
“Kami sangat berharap sekali pada kebijakan BI ini, karena pelonggaran LTV bisa mendorong penjualan-penjualan kami,” tuturnya.
Dia menyebutkan, pada tahun ini perseroan menargetkan nilai pra penjualan pemasaran (marketing sales) mencapai Rp4 triliun atau lebih besar dari perolehan di 2017 yang sebesar Rp3,6 triliun.
“Segmen produk rumah berkontribusi 46 persen, ruko 25 persen, apartemen 14 persen, kavling 12 persen dan tiga persen produk lainnya,” ucap Adrianto.
Lebih lanjut Adrianto mengatakan, berdasarkan survei BI, pertumbuhan penjualan properti residensial di 2017 berada pada rentang 2,6-4,2 persen. “Sementaara itu, rata-rata pertumbuhan penjualan dalam tiga tahun terakhir sebesar 9,2 persen,” jelasnya.
Di tempat yang sama, Corporate Secretary SMRA, Jemmy Kusnadi mengatakan bahwa hingga akhir Mei 2018 total perolehan marketing sales sebesar Rp1 triliun atau 25 persen dari target tahun ini. “Kami masih memiliki waktu enam bulan untuk bisa memenuhi target yang diyakini bisa tercapai itu,” imbuhnya.
Dia menjelaskan, guna dapat merealisasikan target 2018 sebesar Rp4 triliun tersebut, perseroan memiliki tiga strategi utama terkait penjualan di tahun ini. “Pertama, produk-produk yang dipasarkan untuk kelas menengah lebih terjangkau, bisa sebesar Rp25 miliar,” kata Jemmy.
Selain itu, lanjut dia, perseroan juga akan memudahkan skema pembayaran dan pembelian produk. “Lokasi baru Summarecon di Makassar, Sulawesi Selatan diyakini akan mendukung target penjualan kami. Nanti akan dipasarkan pada kuartal ketiga,” ucapnya.
Jemmy mengaku, pada Kuartal I-2018 pasar properti belum mendukung penjualan produk-produk SMRA, namun pada dua bulan terakhir sudah menunjukkan perbaikan. “Kami berharap pada kuartal ketiga dan keempat tahun ini pasar kembali membaik,” ujar Jemmy.
Sementara itu, menurut Direktur SMRA, Lidya Tjio mengatakan, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Summarecon menyetuji pembagian dividen tunai Rp5 per saham. “Dividen yang kami berikan sekitar Rp72 miliar dengan tanggal cum date 28 Juli 2018,” kata Tjio.
Artikel ini ditulis oleh: