Jakarta, Aktual.com – Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) menyayangkan sikap pemerintah dan pihak keamanan yang terlihat panik dalam menghadapi rencana Aksi Bela Islam III, pada 2 Desember mendatang. Sikap pemerintah tersebut justru membuat rakyat menjadi semakin resah.
KAMMI menyoroti ancaman dan pelarangan terhadap rakyat agar tidak ikut serta dalam aksi tersebut. Berikut tuduhan Aksi Bela Islam III ditunggangi agenda tersembunyi yakni makar.
“Jangan sampai rezim ini mencederai kehidupan berdemokrasi dan kembali ke zaman Orde Baru,” tegas Ketua Pengurus Pusat KAMMI, Kartika Nur Rakhman, dalam keterangannya, Selasa (22/11).
Menurutnya, demonstrasi yang dilakukan masyarakat menandakan adanya saluran-saluran komunikasi ke pemerintah yang tidak berfungsi. Dalam hal ini penegakan hukum terhadap Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang diduga menistakan agama Islam.
“Pemerintahan dan penegak hukum harus fokus kepada tuntutan aksi, yaitu segera menahan saudara Basuki Tjahaja Purnama yang telah menjadi tersangka kasus penistaan agama,” ucap Nur Rakhman.
Ketua Bidang Kebijakan Publik PP KAMMI Riko Putra Tanjung menambahkan, aksi lanjutan yang digelar umat Islam 2 Desember merupakan akumulasi dari kekecewaan rakyat terhadap kondisi bangsa yang jauh dari harapan.
“Adanya aksi lanjutan ini akumulasi dari semua kondisi bangsa dibawah kepemimpinan Jokowi lantaran keadaan ekonomi yang kian sulit, hukum yang tumpul ke atas dan tajam kepada lawan-lawan politik, serta polesan banyak pecitraan kosong rezim penguasa,” katanya.
KAMMI menyarankan, pemeritah untuk lebih fokus mewujudkan kesejahteraan rakyat sesuai dengan cita-cita kemerdekaan Indonesia dan UUD 1945 daripada menakut-nakuti dan mengancam rakyat.
Soemitro
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan