Jakarta, Aktual.com – Presiden Gerakan Pribumi Indonesia (Geprindo), Bastian P Simanjuntak, menyatakan, Aksi Bela Islam II, 4 November 2016 merupakan bentuk gerakan massif atas kemuakan rakyat pribumi. Massa mendesak Presiden dan Polri agar serius menindak Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang diduga telah menistakan agama Islam dan melanggar KUHP Pasal 156.
Sayangnya, Geprindo melihat gerakan massif tersebut tidak ditindaklanjuti Presiden Joko Widodo secara serius. Apa yang dilakukan Presiden dengan mengunjungi Prabowo Subianto dan mengundang pimpinan ormas Islam ke Istana justru dikhawatirkan menimbulkan kecurigaan antar kelompok.
Apalagi, sebelumnya Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo menyatakan Aksi Bela Islam II dan kaitannya dengan pihak-pihak tertentu yang tidak sabar menjadi Presiden RI.
“Menteri Tjahyo Kumolo menebar gosip bahwa ada seseorang yang tidak sabar untuk menjadi Presiden, sebelumnya juga ada informasi yang beredar di sosmed yang mengatakan bahwa ada salah satu partai yang mendanai aksi demonstrasi,” terang Bastian kepada Aktual.com, Kamis (3/11).
Pendanaan aksi dibantah langsung oleh Ketum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. Presiden RI Ke-6 itu menyebut informasi tersebut sebagai fitnah yang sangat keji. Informasi lain datang pula dari Panglima TNI dan Kapolri, mereka katakan akan mengambil tindakan tegas demonstran yang berbuat anarkis.
“Dari kejadian-kejadian tersebut, saya merasa ada upaya-upaya untuk mengaburkan substansi permasalahan penistaan agama oleh Ahok dan membangun persepsi bahwa para demonstran-lah yang menjadi ancaman keamanan NKRI,” tegas Bastian.
“Jokowi terlalu arogan dalam merespon kemarahan umat Islam. Selama ini Jokowi dan Ahok memiliki gaya arogansi yang berbeda. Arogansi Jokowi diperlihatkan dengan menganggap enteng segala permasalahan di negara ini sedangkan arogansi Ahok di pertontonkan dengan perkataan-perkataannya yang kasar,” sambungnya.
Ahok juga kerap menjatuhkan martabat pribumi dan yang paling parahnya menistakan agama Islam.
Masyarakat, lanjut dia, menganggap Jokowi dan Ahok adalah satu paket rezim arogan yang sudah terlalu sering membohongi dan menghianati rakyatnya sendiri. Sehingga wajar jika aksi demonstrasi tanggal 4 November nanti bisa berkembang menjadi pelengseran Ahok dan Jokowi.
“Karena keduanya dianggap sudah tidak amanah dan sudah terlalu sering menyakiti hati rakyat, khususnya rakyat pribumi,” demikian Bastian.
Soemitro
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan