Jakarta, Aktual.co —  Pengamat Tata Kota Yayat Supriatna menyarankan ada perbaikan administrasi tanah kawasan hulu agar tidak ada lagi alih fungsi lahan.

“Harus ada perbaikan administrasi tanah oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) soal lahan agar kawasan hulu tidak beralih fungsi,” kata Yayat saat acara Diskusi Publik Manfaat Aliran Sodetan Kali Ciliwung di RM. Handayani Jalan Matraman, Jakarta Timur, Jumat (20/2).

Yayat mengatakan saat ini di kawasan Puncak Pass, Bogor, jika akhir pekan ada sekitar 40 ribu kendaraan yang menuju ke sana dari Jakarta.

“Artinya kawasan Puncak sudah menjadi kota pariwisata, tidak lagi perkebunan dan hutan lindung yang menyebabkan ‘run-off’ air akan lebih besar,” kata Yayat.

Yayat menjelaskan yang harus diupayakan oleh pemerintah daerah maupun pusat agar jangan sampai daerah resapan di kawasan hulu yang tersisa berubah jadi bangunan permanen.

Terkait pembangunan sodetan yang menguhungkan Sungai Ciliwung dengan fasilitas Banjir Kanal Timur yang baru dimulai konstriksinya pada Rabu (18/2) lalu, Yayat mengatakan sarana tersebut dipengaruhi oleh Bendungan Ciawi dan Sukamahi.

“Kedua bendungan tersebut berpengaruh pada sodetan karena bisa menahan beban air di kawasan hulu,” ujarnya.

Sedangkan sistem penanggulangan banjir yang bisa dilakukan di ibu koya adalah menambah penampungan dan kapasitas air yang lebih banyak dan luas. “Nambah waduk dan situ lalu kapasitas air di sungai dengan pelebaran hingga normalnya lebar sungai di hilir afalah 50 meter,” katanya.

Yayat juga mengatakan sodetan tersebut membantu beban Sungai Ciliwung untuk dibagi dengan fasilitas BKT. Namun di Jakarta, tambah Yayat, kita sekarang juga sedang melakukan pembunuhan ekologis yang menyebabkan air tanah Jakarta yang semakin sedikit.

“Sehingga dengan berkurangnya air tanah, akan membuat semakin rendahnya Jakarta yang mengakibatkan Jakarta diserang air dari kedua arah yaitu hulu dan laut,” kata Yayat.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid