Menteri ESDM Sudirman Said akhirnya memenuhi panggilan penyidik KPK, Jakarta, Jumat (13/11/2015), untuk menjalani pemeriksaan. Sudirman Said diperiksa sebagai saksi unuk tersangka Sekretaris Pribadi anggota Komisi VIII DPR RI Dewie Yasin Limpo, Rinelda Bandaso, dalam kasus suap pembahasan anggaran proyek pembangkit listrik mikro hidro di Kabupaten Deiyai, Papua. Rinelda, Dewie, dan Sudirman, diketahui mengikuti Rapat Kerja antara Komisi VIII Energi DPR dan Kementerian ESDM pada 8 April 2015, dimana Dewie mengusulkan pembangunan listrik di Kabupaten Deiyai, yang minim pasokan listrik sekalipun di kantor Bupati

Jakarta, Aktual.com — Menteri ESDM Sudirman Said menyebutkan, dari hasil audit forensik terhadap Pertamina Energy Trading Ltd (Petral) tahun anggaran 2012-2015, terdapat satu grup perusahaan yang mendapatkan tender yang nilainya sekitar 18 miliar dollar AS.

Sementara itu, Direktur Utama PT Pertamina Dwi Sucipto membantah adanya temuan transaksi tidak jelas senilai 18 miliar dollar AS dalam hasil audit Petral, yang dilakukan akuntan publik asal Australia, Kordamentha.

Namun demikian, Sudirman justru menanggapi pernyataan Dwi dengan santai. Dia mengatakan bahwa tidak ada perbedaan pendapat antara dia dengan Dirut Pertamina.

“Tidak ada persilangan pendapat, yang kami jelaskan adalah ‘summary’ dari laporan. Dan mungkin Dwi (Dirut Pertamina) menggunakan kata-kata yang berbeda, jadi tidak ada perbedaan pendapat,” ujar Sudirman di gedung KPK, Jakarta, Jumat (13/11).

Dwi sendiri memang telah membantah kabar temuan transaksi tidak jelas senilai 18 miliar dollar AS dalam hasil audit Petral yang dilakukan Kondamertha. “Dalam laporan ini tidak disebutkan,” katanya di gedung Pertamina, Jakarta, Senin (9/11).

Sementara itu, Sudirman sempat mengatakan bahwa dalam audit terhadap Petral ditemukan adanya transaksi dimana Pertamina sebagai pembeli BBM. Di antara penjual Pertamina ada tiga atau empat perusahaan.

Dan, tiga sampai empat perusahaan itu ditengarai milik satu perusahaan yang sama, yang selama ini dicurigai atau ditengarai sebagai bagian dari kelompok yang mendominasi transaksi itu.

Grup ini, menurut Sudirman, dalam tiga tahun ‘review’ pembukuan transaksi mendapatkan bisnis kira-kira 18 miliar dollar AS dalam waktu tiga tahun. Artinya, setahun 6 miliar dollar AS, yang artinya mendapatkan mayoritas deal.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu