Pembina Cakra 19 Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Panjaitan memberikan sambutan saat acara deklarasi dukungan Capres-Cawapres Pasangan Joko Widodo dan Ma'aruf Amin di Jakarta, Minggu (12/8). Dukungan tersebut untuk mengusung kembali Jokowi dan pasangannya Ma'ruf Amin sebagai presiden serta wakil presiden periode 2019-2024. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan memberikan komentar terkait film dokumenter “Sexy Killers”.

Menurutnya informasi yang diungkapkan dalam film itu mengulas dampak penggalian tambang batu bara dan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) terhadap lingkungan hingga masyarakat sekitar adalah tidak benar.

“Tidak benar itu. Kurang kerjaan itu,” tegas dia, Senin (22/4).

Sebagai informasi film dokumenter yang diunggah lewat channel WatchDog pada Sabtu (13/4) lalu itu menceritakan beberapa penggalian tambang batu bara di Kalimantan, Sulawesi, Sumatra. Nama Luhut ikut terseret karena menjadi salah satu pemegang saham perusahaan batu bara, PT Toba Bara Tbk (TOBA).

Perusahaan itu disebut-sebut ikut menjadi salah satu pihak yang menambang batu bara sampai dikirim ke berbagai kawasan untuk pembangunan PLTU yang dianggap tak bertanggung dengan masyarakat sekitar.

Misalnya, udara yang tercemar, kurangnya air bersih, tidak ditutupnya sisa galian tambang, dan mengambil lahan kerja transmigran yang sebagian besar bertani.

Tak sedikit anak kecil yang menjadi korban karena tenggelam di galian bekas tambang yang tak ditutup oleh perusahaan tambang. Padahal, hal itu bisa diantisipasi jika penambang lebih hati-hati dengan menutup galian tersebut.

Contoh lainnya, salah satu warga yang tinggal dekat dengan pembangunan PLTU diceritakan terkena kanker hingga meninggal karena menghisap udara dari pembangkit itu. Warga itu sempat dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Dharmais, Jakarta.

Selain itu, lahan warga yang digunakan untuk bertani juga diambil paksa. Padahal, belum ada perjanjian penjualan lahan sawah antara warga dan pengusaha.

Secara keseluruhan, penambangan batu bara terjadi untuk memenuhi kebutuhan listrik di berbagai wilayah di Indonesia.

Luhut bukan satu-satunya pejabat yang disebut dalam film tersebut, tapi juga ada Presiden Joko Widodo (Jokowi), termasuk Cawapres nomor urut 2 Sandiaga Uno.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan