Jakarta, Aktual.co — Gaya komunikasi Ahok yang keras dan terkesan kasar dinilai oleh pengamat politik, Emrus Sihombing akan menjadi tidak efektif dalam pelaksanaan setiap kebijakannya serta tentunya akan menyulitkan Ahok sendiri. 
Emrus menilai, bahwa gaya komunikasi Ahok boleh saja keras dengan tujuan menunjukkan sikap tegas, namun tidak harus kasar. Ahok perlu mencari kata-kata yang lebih elegan yang dirasa lebih pantas digunakan untuk berkomunikasi dengan masyarakat maupun bawahannya.
“Keras memang perlu, tetapi tidak harus kasar. Banyak pilihan kata yang dirasa tidak etis dikeluarkan Ahok sebagai pemimpin. Ahok perlu berkomunikasi dengan cara yang lebih elegan,” ujar Emrus ketika dihubungi, Sabtu (18/10).
Menurutnya, jika gaya komunikasi Ahok seperti itu, maka akan menyulitkannya ketika berkomunikasi dengan lembaga lainnya dalam merumuskan suatu kebijakan. 
“Komunikasi Ahok harus baik karena dalam segala kebijakan akan berhubungan dengan lembaga pemerintah dan masyarakat. Bukan tidak mungkin kebijakan Ahok akan ditolak bukan karena programnya tetapi karena komunikasinya yang kurang baik,” ujarnya.
Hal senada disampaikan pengamat Azas Tigor Nainggolan. Ia mengatakan bahwa gaya komunikasi Ahok kurang efektif untuk bisa ditangkap oleh masyarakat sehingga perlu dilakukan perubahan.
“Ahok itu saya rasa komunikasinya kurang efektif, kurang bisa ditangkap baik oleh masyarakat. Jadi harus ada perubahan supaya komunikasinya jadi lebih baik,” ujar Azas Tigor ketika dihubungi, Sabtu (18/10).
Ia mengharapkan jika Ahok nanti resmi menjadi gubernur, gaya komunikasinya akan berubah dan lebih mengedepankan kinerja daripada berkomentar.
“Kedepannya kalau Ahok jadi gubernur, dia jangan banyak omong, banyak kerja saja, dengarkan keluhan masyarakat kemudian dirembukkan dan langsung dikerjakan,” ujarnya.