“Ribut itu biasa riak-riak dalam demokrasi, tidak membawa Partai Golkar itu satu perpecahan. Kalau enggak mau ada perbedaan pendapat, jangan ada demokrasi. Jadi Golkar itu demokratis,” tutur mantan Ketua Umum Partai Golkar tersebut.
Diketahui, dalam pidatonya ketika membuka Munaslub Golkar, Jokowi menyinggung soal adanya kelompok besar di internal Golkar.
Setidaknya, ada lima kelompok besar yang berpengaruh di Golkar versi Jokowi. Yaitu, kubu Mantan Ketua Umum Golkar Jusuf Kalla, kubu Ketua Dewan Pembina Golkar Aburizal Bakrie, kubu Ketua Dewan Pakar Golkar Agung Laksono, kubu Wakil Ketua Dewan Kehormatan Golkar Akbar Tandjung dan Kubu Politisi Senior Golkar Luhut Binsar Pandjaitan.
Ucapan Ical pun diamini oleh politisi Golkar lainnya, Ibnu Munzir. Ia menegaskan bahwa situasi antar fraksi atau kelompok di dalam partai kuning relatif bersifat cair.
Kecairan itu, dikatakan Ibnu sangat terlihat dalam perhelatan Munaslub kali ini.
“Saya kira, kalo faksi di Golkar ini cair, bahwa ini dalam proses awal. Buktinya kan kita lihat nih, berbagai faksi menyatu,” kata Ibnu kepada wartawan.
Artikel ini ditulis oleh:
Teuku Wildan