Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (kanan) memberikan keterangan pers di Gedung Kemenlu, Pejambon, Jakarta, Senin (11/7). Menlu mengatakan Pemerintah terus melakukan upaya pembebasan tujuh anak buah kapal (ABK) yang disandera kelompok Abu Sayyaf serta melakukan koordinasi lebih lanjut tentang tiga WNI yang diculik oleh lima anggota kelompok bersenjata di Lahad Datu, Sabah, Malaysia pada Sabtu (9/7) malam. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/Spt/16.

Yogyakarta, Aktual.com – Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengatakan, Pemerintah Indonesia masih menunggu kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, dalam menentukan kebijakan hubungan diplomatik dengan negara Paman Sam itu.

“Kami masih menunggu kebijakan yang akan dijalankan oleh Trump, karena sejauh ini yang kita lihat hanya janji-janji kampanye saja,” kata Menteri Retno seusai acara Malam Orasi Penerima Anugerah Hamengku Buwono IX di Bangsal Srimanganti, Keraton Yogyakarta, Jumat (30/12) malam.

Menurut Retno, janji-janji kampanye yang selama ini disuarakan oleh Trump akan menjadi perhatian Pemerintah Indonesia, khususnya sejauh mana janji tersebut akan direalisasikan dalam kebijakan AS ke dalam dan keluar.

“Kita lihat apakah sepenuhnya diimplementasikan dalam kebijkan atau di sana-sini akan ada penyesuaian. Dari situlah kami akan menentukan sikap.”

Meski demikian, menurut Retno, terlepas dari siapa presiden AS yang terpilih saat ini, posisi Indonesia sebagai mitra strategis akan tetap diperhitungkan AS.

“Masing-masing negara baik Indonesia maupun Amerika memiliki posisi yang stratrgis. Hal itu yang akan mempengaruhi hubungan baik kita dengan Amerika.”

Sebelumnya, Trump dikenal memiliki komentar kontroversial saat kampanye-nya dengan janji mendeportasi imigran, membangun tembok perbatasan antara AS dan Meksiko, mencegah kaum Muslim masuk wilayah AS dan “meninggalkan sekutu-sekutunya”.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Wisnu