Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok (tengah) bersama Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menyapa pendukungnya saat mengunjungi Rumah Lembang di Jakarta, Rabu (15/2). Dalam kunjungannya ke Rumah Lembang Ahok dan Djarot Saiful Hidayat mengucapkan terima kasih atas dukungan para pendukungnya. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww/17.

Jakarta, Aktual.com – Tokoh Rumah Amanat Rakyat (RAR) Ferdinand Hutahaean mengatakan bahwa kecurangan dalam pelaksanaan Pilkada dimana pun lebih dapat dilakukan secara leluasa oleh pasangan calon petahana, termasuk dikontestasi DKI Jakarta 2017 sendiri.

“Dimana- mana Pilkada yang curang itu selalu lebih dikakukan oleh calon petahana atau incumbent. Karena yang paling mampu melakukan kecurangan adalah incumbent dengan segala macam kelebihan yang dimiliki lebih dari calon lain,” kata Ferdhinand saat dihubungi, di Jakarta, Senin (20/2).

Masih dikatakan dia, pemungutan suara ulang yang dilakukan tempat pemungutan suara (TPS) 001 di Utan Panjang, Kemayoran, Jakarta Pusat, kemarin bisa menjadi indikasi kuat adanya kecurangan yang dilakukan pasangan petahana.

“Pemutungan suara ulang kemarin yang menempatkan Anies leading padahal sebelumnya Ahok, menandakan bahwa itu indikasi kuat kecurangan sebelumnya dilakukan oleh kubu Ahok,” ujar eks relawan Jokowi itu.

‘Dan itu tidak bisa disangkal. Yang kedua juga karena adanya faktor kepindahan pemilih AHY ke Anies itu juga berpengaruh,” tambahnya.

Oleh karena itu, ia menegaskan bila kemudian PDIP sebagai salah satu partai pendukung petahana menudingkan banyaknya terjadi kecurangan pada pemungutan suara pada 15 Februari menjadi sebuah kamuflase saja.

“Jadi kalau PDIP teriak banyak kecurangan, itu tidak lebih dari kamuflase saja atau bagian dari pembentukan opini untuk menutupi perilaku sendiri. Bahasa pasarnya, maling teriak maling,” tandasnya.

Novrizal Sikumbang

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang
Arbie Marwan