Jakarta, Aktual.com — Mantan Menteri di era Orde Baru, Prof Emil Salim mengkritisi kebijakan pemerintah dalam pengembangan banyak infrastruktur tapi terkesan serampangan dan tidak sesuai skala prioritas.

Padahal di saat kondisi rakyat Indonesia tengah mengalami ketimpangan pendapatan karena adanya the low income trap, pengembangan infrastruktur yang benar memang bagus. Pasalnya akan mengurangi beban bisnis yang selama ini high cost.

“Tapi jika pembangunan infrastruktur itu benar, maka akan ada multiplier effect ke produktivitas yang lebih tinggi. Sehingga pada akhirnya pendapatan itu akan tinggi,” jelas Emil dalam diskusi The Middle Income Trap di Universitas Atmajaya, Jakarta, Senin (18/4).

Menurut Emil, langkah pemerintah untuk menggenjot pembangunan infrastruktur itu sudah bagus. Karena saat ini, perekonomian nasional itu masih terbebani dengan produktivitas rendah dan biaya tinggi pada ranah logistik dan distribusi.

“Bayangkan saat ini, infrastruktur jalan, listrik, air, dan lainnya masih dalam kualitas rendah. Sehingga kondisi itu tidak menarik investasi,” tegas Emil.

Padahal, menurut dia, investasi dengan teknologi tinggi sangat memperhatikan kondisi infrastruktur. “Karena perusahaan seperti itu, mereka maunya cepat dapat profit. Untuk itu, kualitas infrastruktur itu harus bagus,” tandasnya.

Namun begitu, Emil sangat menyayangkan pembangunan infrastruktur itu terkesan dilakukan secara serampangan, dan tidak memperhitungkan skala prioritas itu.

“Semua infrastruktur itu digarap. Bahkan ada proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Apa itu penting?” sebut dia.

Jika pemerintah membangun infrastruktur secara serampangan seperti proyek kereta cepat, maka terkesan pola pikir pemerintah kurang cerdas. “Jika pemerintah tetap dengan proyek infrastruktur kereta cepat Jakarta-Bandung, ini bukti pemerintah membangun infrastruktur tidak pakai otak,” cetus Emil.

Padahal, saran dia, pemerintah itu perlu mengedepankan skala prioritas. Antara lain pembangunan infrastruktur untuk Indonesia di wilayah timur.

“Kalau dikembangan dengan ada priority-nya, maka akan mengedepankan tujuan betul. Sehingga kebijakannya bisa on the right track. Jadi, indonesia timur perlu juga dikedepankan,” tandas dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan