Jakarta, Aktual.com – Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Am Hendropriyono menghimbau masyarakat untuk tidak terbawa arus kebencian yang sengaja dilemparkan oleh pihak tidak bertanggungjawab kepada Menteri ESDM, Arcandra Tahar.

Menurut dia keterpilihan Arcandra sebagai seorang menteri karena berdasarkan pertimbangan kapasitas yang memang diakui dunia, sehingga tidak salah jika Indonesia memanggil putra bangsanya untu mengabdi kepada negara.

Kemudian dia memandang soal isu dwi kewarganegaraan hanyalah upaya menjatuhkan nama baik Arcandra, terlebih perihal itu bukan persoalan tindak pidana. Dia mengatakan secara yuridis perkara itu hanya butuh penegasan dari Arcandra untuk menjadi NWI.

“Dia terpilih sebagai menteri karena kecerdasannya, karena memiliki prestasi yang gemilang. Dia aset bangsa kita sendiri yang sangat berharga. Dia ‘orang awak’, anak Padang bangsa Indonesia asli. Soal dwikewarganegaraan, loh emangnya kenapa orang Mempunyai dwikenegaraan, bukan tindak pidana! Hanya jika hal itu diketahui, maka dia harus ditanya mau terus jadi WNI atau tidak? Kan dia sudah pilih jadi WNI, terus apa lagi? Tidak usah Menteri, semua juga harus pilih, karena Indonesia tidak menganut dwi kewarganegaraan,” tulis Hendropriyono melalui akun twitternya. Minggu (14/8)

Lebih lanjut baginya sosok Arcandra Tahar merupakan aset bangsa, Indonesia akan dirugikan apabila menyia-nyiakan potensi yang ada, apalagi jika aset tersebut diserobot dan dimanfaatkan oleh negara lain untuk dipekerjakan oleh negara lain.

“Dia terkenal di AS sebagai seorang genius, yang memiliki 6 hak paten internasional. Dia rela meninggalkan Amerika Serikat dengan gaji milyaran rupiah sebulan, kalau kita melepas Archandra, pasti akan diserobot oleh bangsa lain,” ujarnyan.

Selain itu dia mengatakan dengan bangga tentang prestasi Arcamdra hingga meraih posisi sebagai Presiden Direktur Petroneering Houston di Texas AS. Dia menekankan kembali persoalan dwi kewarganegaraan Arcandra sudah diselesaikan dan tidak ada permasalah lagi.

Dia menganggap wajar jika Arcandra dulunya memegang paspor Amerika Serikat, hal itu sebagai tindakan logis untuk memudahkan aktifitas bisnisnya. Oleh karena itu dia minta dihentikan keributan sekunder dan melupakan masalah primer (brain-drained) atau krisis orang cerdas akibat tindakan sentimen.

“Soal dwi kewarganegaraan Archandra sudah selesai masalahnya. Dia orag yang sangat tepat yang dibutuhkan bangsa kita. Yang pada meributkan itu apa lebih pintar dari Archandra? Tong kosong memang nyaring bunyinya. ‘Anak kandung yang sudah ada di pangkuan kita ini dilepaskan, hanya karena merindukan beruk yang di hutan’. Jangan bersikap bodoh!,” tandasnya.

Laporan: Dadang Sah

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Nebby