Selain itu kata Karyono kalau saat ini masyarakat dijejali dengan informasi hoax, hate speech dan propaganda yang berbau sarkastik yang membuat pemilu nyaris kehilangan substansi.

“Selain meniadakan penyampaian visi misi KPU justru membuat peraturan debat dengan menyerahkan pertanyaan ke kandidat seminggu sebelum pelaksanaan,” imbuhnya.

Bahkan kata Karyono kalau hal ini membuat acara debat capres kehilangan daya tarik. Ibarat ujian, KPU ibarat dosen lebih memilih ujian “open book”.

“Hal ini bisa menurunkan animo masyarakat untuk menyaksikan acara debat -yang dalam beberapa tahun ini acara debat dipandang penting oleh masyarakat,” pungkasnya.

“Setidaknya, ada tren kenaikan minat orang untuk menyaksikan acara debat. Ini merupakan indikator positif kemajuan politik modern di Indonesia,” lanjutnya.

Dikatakan Karyono bahwa yang harus dilakukan KPU adalah mengembangkan acara debat lebih kreatif dan bermutu, bukan membuat langkah mundur.

 

Artikel ini ditulis oleh: