Sebelumnya, lembaga survei Poltracking Indonesia merilis peringkat elektabilitas Partai Golkar berada di peringkat ketiga, dengan 10,9 persen, setelah PDI Perjuangan (23,4 persen) dan Partai Gerindra (13,6 persen).

Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda mengatakan lemahnya elektabilitas Partai Golkar tersebut disebabkan oleh dua faktor, yakni meningkatnya elektabilitas Partai Gerindra dan adanya persoalan hukum yang menimpa Ketua Umum Setya Novanto.

“Terkait mengenai hasil survei terakhir dari Poltracking, rapat pleno DPP Partai Golkar itu sudah ambil keputusan yang berdasarkan tiga hal dasar pertimbangan, yaitu suara kebatinan seorang Setya Novanto, suara kebatinan pengurus DPP Partai Golkar, dan suara kebatinan publik. Artinya, hasil survei itu juga bisa masuk dalam kategori suara kebatinan dari publik,” tuturnya.

Oleh karena itu, kata Maman, hasil survei elektabilitas itu pasti akan menjadi salah satu pertimbangan dalam mengambil langkah-langkah maupun keputusan Partai Golkar ke depan.

“Namun, yang terpenting bagi kami adalah apapun langkah yang kami ambil itu harus kita sesuaikan dengan aturan main dan konstitusional partai,” ucap Maman.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara