Jakarta, Aktual.com — Perdebatan mengenai konsep pengelolaan blok Masela terus muncul. Pasalnya, belum ada pilihan yang dianggap tepat dalam mengelola blok Masela tersebut.
Saat ini ada dua konsep yang muncul sebagai perdebatan, yang pertama konsep Floating Liquefied Natural Gas (FLNG) dan konsep Onshore Liquefied Natural Gas (OLNG). Konsep FLNG sendiri adalah konsep pengelolaan secara terapung atau di laut, sementara konsep OLNG pengelolaan gas Masela dilakukan di darat.
Pengamat Energi dan Pertambangan, Yusri Usman mengungkapkan, jika yang menjadi pertimbangan dari pembangunan dan pengelolaan blok Masela ini ingin melahirkan multiplier efect ekonomi yang luas maka semestinya dilakukan di darat atau memakai konsep OLNG.
“OLNG pasti lebih murah dan berefek ganda bagi masyarakat sekitarnya daripada konsep Floating FLNG,” ujar Yusri ke Aktual.com, Senin (25/1).
Menurut Yusri, dari fakta yang terungkap, bahwa untuk kepentingan nasional konsep OLNG memang lebih bermanfaat langsung kepada masyaraskat di sekitar blok Masela.
Kalaupun kemudian pemerintah lebih menginginkan konsep pembangunan blok Masela dibangun bukan di darat tapi di laut, ada konsep yang menarik untuk dikembangkan, yakni konsep Floating Compressed Natural Gas (FCNG) yang pernah disebutkan oleh Salis S. Aprilian, President Director & CEO PT Badak NGL.
FCNG adalah fasilitas terapung yang digunakan untuk pengolahan gas menjadi CNG, dengan cara menekan gas hingga ratusan bar (ribuan psia) untuk memampatkan volumenya hingga seper-tigaratus nya.
Dari sisi operasional, FCNG ini lebih sederhana dan praktis, hanya membutuhkan FPSO (Floating Production Storage and Offloading), kapal-kapal pengangkut CNG, dan isotank (jika diperlukan). Keduanya sudah proven (banyak digunakan) dan banyak di pasaran.
Sementara jika membuat LNG membutuhkan pendinginan hingga minus 165 derajat Celcius untuk membuat gas menjadi cair dengan bahan cryogenic yang mahal. Kelebihan konsep FCNG lainnya adalah kecepatan dalam konstruksi dan biaya investasi.
Selain itu, dengan konsep ini menurut Yusri bisa memanfaatkan kilang Bontang sebagai proses ke LNG kalau mau untuk eksport.
“Jadi jika melihat faktor keekonomiannya maka konsep FCNG menjadi sangat menarik kerena jauh lebih murah dan memanfaatkan sebagian fasilitas kilang Bontang yg bisa digunakan akibat tidak dipergunakannya beberapa train akibat semakin sedikit suplai gasnya,” jelasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan