Jakarta, Aktual.co — Pakar komunikasi, Emrus Sihombing, menilai pola komunikasi yang dilakukan Presiden terpilih, Joko Widodo dengan menemui Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto, menunjukkan adanya otonomi pada diri Jokowi.
Yakni bahwa dia bukanlah boneka Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri. Sebutan yang dilekatkan pada diri mantan Walikota Solo itu sejak perhelatan pemilihan presiden 2014 lalu.
“Saya lihat bahwa pertemuan Jokowi – Prabowo yang dilakukan sendiri menunjukkan bahwa Jokowi bukanlah boneka. Andaikan dia boneka, tentu ada orang lain dong untuk memata-matai apa yang dibicarakannya,” tegas Emrus di Jakarta, ditulis Sabtu (18/10).
“Jokowi mempunyai power full dalam konteks ini. Kalau dia diperintah atau karena keinginan Megawati, supaya Mega tahu apa yang dibicarakan, harusnya dibawa dong,” jelasnya.
Disampaikan, pertemuan Jokowi-Prabowo juga menunjukkan adanya otonomi pada diri Jokowi. Apapun yang melatarbelakangi pertemuan tersebut, baik kepentingan politik atau adanya pesan khusus dari Megawati adalah hal kedua. Kemungkinan adanya pesan, nasehat ataupun masukan Megawati sah-sah saja dilakukan.
Emrus menambahkan, pertemuan Jokowi-Prabowo memang harus dilakukan empat mata. Dengan begitu apa yang mereka pikirkan bisa langsung disampaikan satu sama lain tanpa canggung ada yang mendengarkan. Pertemuan empat mata juga membuat keduanya tidak jaim satu sama lain.
“Kedepan, komunikasi mereka akan lebih lancar, salah satu diantaranya pembicaraan mereka, malah mengundang Jokowi ke rumah Prabowo untuk bernyanyi. Ini jangan dilihat sekedar menyanyi saja, tapi kemauan untuk hadir dan bernyanyi, bukti ada pencairan, cair hubungan yang selama ini dikatakan kaku,” kata dia.
“Yang tidak boleh dilupakan adalah bahwa relasi keduanya tidak bisa dilepaskan dari relasi politik. Kalau relasi politik tentu bicara kepentingan, kepentingan-kepentingan mereka harus dipertemukan juga supaya semakin mesra juga,” demikian Emrus.
Artikel ini ditulis oleh: