Jakarta, Aktual.com – Proyek reklamasi di Teluk Jakarta dalam pembangunannya banyak mendapat penolakan dari warga Muara Angke, khususnya para nelayan. Pasalnya, pembangunan proyek reklamasi tidak hanya menutup akses mereka melaut namun juga merusak wilayah tangkap mereka.

Namun, penolakan nelayan tersebut nampaknya telah digembosi oleh pengembang guna memuluskan proyek tersebut.

Hal itu diungkapkan oleh Ketua Rw 11, Khafidin. Khafidin mengatakan bahwa pengembang melakukan suap kepada orang-orang yang disebut tokoh masyarakat guna menyetujui pembangunan reklamasi 17 pulau tersebut.

“Betul itu ada. Penggembosannya begini, mereka yang mengaku tokoh-tokoh itu mereka itu dikasih umroh untuk menjadi saksi kalau mereka menerima pembangunan reklamasi,” ucapnya kepada Aktual.com di kantor Rw 11, Muara Angke, Jakarta Utara, Minggu (24/1).

Penggembosan tersebut diamini juga oleh pengepul hasil nelayan, Hasim, “dia (pengembang) merekrut orang yabf notabene bukan nelayan tapi dia tokoh masyarakat untuk mengaku bahwa 80%-90% nelayan ini mendukung reklamasi,” ucapnya menguatkan.

Lanjut Khafidin, para tokoh yang disuap tersebut dinilai tidak mengetahui apa artinya reklamasi bagi Teluk Jakarta. Karena bagi Khafidin jika mereka tahu pastilah menolak.

“Saya rasa yang mendukung itu tidak tahu arti reklamasi ke depannya. Kalau tahu reklamasi punya dampak yang merusak pasti mereka akan menolak,” inbuh Khafidin.

Kemudian Khafidin menggambarkan kerusakan lingkungan yang akan ada jika reklamasi dilanjutkan, “Jelas dampak reklamasi ini pasti ada pedangkalan. Kalau dangkal otomotatis ada kiriman (air) dari Bogor otomatis airnya tidak langsung ke laut, tersendat sehingga timbulah banjir,” tuturnya.

Oleh sebab itu, ia mengingatkan kepada para tokoh yang menerima suap dari pengembang untuk tidak mengiyakan permintaan para pengembang dan tidak lagi menerima uang suap yang ditawarkan.

“Kan gini, yang memberi suap itu dosa yang nerima dosa juga. Lagian masa umroh ibadah dari duit suap. Kita ngasih makan anak istri aja harua duit yang halal, masa ibadah pake duit yang haram,” tandasnya.

Artikel ini ditulis oleh: