Jakarta, Aktual.co — Pengamat politik dari Lingkar madani (LIMA) Ray Rangkuti mengatakan bahwa seharusnya KPU bersikap transparan menjelaskan semua hal terkait keamanan data Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014.
Hal ini terkait pernyataan anggota DPR RI dari fraksi Nasdem Akbar Faisal, yang menyebut ada teknologi sedot data KPU yang diajukan Luhut Panjaitan kepada tim pemenangan Jokowi-JK pada pemilihan presiden (Pilpres) 2014.
“KPU harus bisa jelaskan dan panggil Akbar Faisal dan Luhut Panjaitan,” ucap Ray dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Selasa (14/4).
Terkait hal ini, dirinya dan sejumlah pemerhati pelaksanaan pemilu, seperti Jeiry Sumampow, Roy Salam dan Apung Widadi sudah mendatangi komisioner KPU.
Transparasi dari KPU dinilai penting untuk mengungkap kebenaran sedot data pemilu dengan alat IT yang disebut-sebut milik Luhut Panjaitan, yang saat ini menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan. Dengan demikian, dugaan kecurangan Pilpres yang terjadi secara terstruktur, sistematis dan masif, juga bisa dibongkar.
Tak hanya itu, Ray pun mengkritik pernyataan Komisioner KPU Hadar Nafis Gumay yang mengklaim hasil akhir Pemilu tidak berpengaruh jika terjadi peretasan sistem IT KPU.
Menurut Ray, apa yang disampaikan Hadar itu benar karena perhitungan suara dilakukan secara manual. Namun, Hadar lupa bahwa kabar yang beredar belakangan ini sebagaimana isi pesan singkat (SMS) politisi Partai Nasdem Akbar Faizal yang bocor ke publik adalah masalah penyedotan data KPU, bukan terkait peretasan.
“Sekarang yang penting, supaya semua jadi jelas dan tidak terucap fitnah, KPU harus panggil dua orang itu.”
Artikel ini ditulis oleh:
Novrizal Sikumbang

















