Hinca mengatakan pesan SBY sangat tegas bahwa pilpres harus menyatukan, bukan semangat memilah, apalagi dengan sebutan simbol-simbol identitas.
“Sebutan-sebutan pada simbol, apalagi identitas, SBY menganggap berpotensi tidak menyatukan. Jadi bisa cari tema lain yang tidak terasosiasi dengan simbol keagamaan tertentu,” katanya.
Hinca mengatakan Demokrat tidak setuju adanya politik identitas karena partainya menempatkan nasionalis-religius dalam langkah politik partai.
Sebelumnya, SBY menulis surat dari Singapura pada Sabtu (6/4), atau sehari sebelum kampanye Prabowo-Sandi di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) pada Minggu (7/4).
Intinya, SBY mengaku mendengar kabar bahwa konsep kampanye Prabowo-Sandi di SUGBK tidak lazim dan tidak mencerminkan kampanye nasional yang inklusif.
SBY meminta petinggi Demokrat mengonfirmasi kebenaran informasi itu pada Sabtu (6/4) malam, SBY memperoleh informasi apa yang didengarnya mengandung kebenaran.
Artikel ini ditulis oleh: