Jakarta, Aktual.com – Koordinator Program Kesehatan Remaja Yayasan Lentera Anak, Margianta Surahman Juhanda Dinata mengatakan bahwa tarif cukai rokok 2019 yang tidak jadi naik dapat merugikan generasi muda.
“Cukai yang tidak naik membuat harga rokok murah, sehingga mudah dijangkau oleh anak-anak dan berdampak pada meningkatnya prevalensi perokok muda,” kata Margianta di Jakarta, Selasa (6/11).
Dengan demikian, target Nawacita dan RPJM untuk menurunkan prevalensi perokok muda pun menjadi terhambat.
Dia mengatakan industri rokok jelas menargetkan anak-anak dan remaja sebagai konsumen mereka seumur hidup. Dengan mudahnya anak muda mengakses rokok, maka hak anak untuk hidup sehat dan berpartisipasi dalam pembangunan menjadi tidak sampai.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan bahwa perokok anak di Indonesia naik signifikan dari 7,2 persen pada 2013 menjadi 9,1 pada 2018.
Target RPJMN 2014-2019 untuk menurunkan prevalensi perokok anak menjadi 5,4 persen pada tahun 2019 dikhawatirkan akan sulit tercapai.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid