Jakarta, aktual.com – Pertanyaan yang diajukan dalam debat Capres malam ini mengenai ancaman terhadap kedaulatan teknologi informasi di Indonesia, dengan menyebutkan bahwa impor ponsel pada tahun 2023 mencapai 30 triliun rupiah, padahal biaya untuk membangun pabrik ponsel hanya sekitar setengah triliun rupiah.
Anies Baswedan menyatakan bahwa solusinya adalah dengan melakukan alih teknologi serta meningkatkan investasi padat karya.
“Kita menyaksikan bahwa kemajuan sistem telekomunikasi dan teknologi informasi berkembang amat pesat, karena itu Indonesia tidak boleh ketinggalan dan gagasan kita adalah satu, peningkatan kualitas manusia dan inovasi di sektor teknologi informasi dengan cara pairing, berpasangan, mendatangkan pakar untuk bisa melakukan alih teknologi bersama-sama,” kata Anies.
Anies akan memberikan prioritas pada investasi padat karya, yang akan didukung oleh upaya memperbaiki reformasi birokrasi dan mengurangi korupsi.
“Ini akan memberikan lowongan kerja untuk masyarakat lokal,” cetus dia.
Anies juga menyoroti tiga aspek utama dalam sektor ini, yaitu akses, kecepatan, dan keamanan, yang menjadi fokus utama. Dengan pendekatan ini, saat kita mengundang investasi, kita dapat mempersiapkan infrastruktur yang dibutuhkan.
Selain itu, menurutnya, perlindungan hak kekayaan intelektual juga penting dan akan terkait dengan industri manufaktur.
“Kami memandang investasi padat modal padat padat karya akan memungkinkan Indonesia lompat lebih cepat,” pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Rizky Zulkarnain