Berdasarkan aksi yang dilakukan para aktivis 1998, menurut dia, setiap aksi demo harus ada kajian, aksi, dan evaluasi, yang kemudian melahirkan Reformasi 1998.
Oleh karena itu, menurut dia, aksi yang dilakukan mahasiswa pada 23 dan 24 September lalu, seharusnya juga diawali dengan kajian mendalam.
“Saya mau bilang bahwa gerakan-gerakan teman-teman mahasiswa kemarin harus diawali juga dengan kajian, aksi, dan kemudian kita evaluasi,” kata Saddam.
Pada kesempatan tersebut, Saddam juga menanggapi kematian dua mahasiswa akibat tertembak peluru tajam pada saat aksi unjuk rasa di depan Kantor DPRD Sulawesi Tenggara, di Kendari.
Menurut Saddam, kasus kematian dua mahasiswa harus diungkap secara tuntas dan waktu secepatnya, agar tidak menjadi pemicu kemarahan rakyat. “Jika ada yang menggunakan peluru tajam saat mengamankan aksi di sana, harus diusut hingga tuntas,” tegas Saddam.
Saddam mengharapkan, ke depan tak ada lagi mahasiswa yang menjadi korban saat melakukan aksi demo. “Cukup dua mahasiswa di Kendari itu yang meninggal. Unjuk rasa dilindungi oleh undang-undang. Semua pihak harus saling menghormati,” tegas Saddam.
Artikel ini ditulis oleh: